Bersyukur di Tengah Hari Buruk Penuh Ujian
Kalangan Sendiri

Bersyukur di Tengah Hari Buruk Penuh Ujian

Lori Official Writer
      121

Ayat Renungan: 2 Korintus 12: 9–10 “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."

 

Ada saat ketika kita melalui hari yang terasa kacau – mungkin janji yang tidak ditepati, perkataan orang melukai, hasil pekerjaan yang kacau balau. Lalu segalanya terasa di luar kendali kita. Sampai di akhir hari menjelang petang, rasa kesal dan marah masih tersisa. Kita mulai bertanya, “Kenapa sih hari ini harus sekacau ini?”

Namun ketika perasaan itu masih membayangi meski hari sudah berganti, kita diingatkan pada satu kebenaran yang melegakan: kita memang tidak bisa mengendalikan semuanya—dan itu tidak apa-apa. Justru di saat terlemah kita, Firman Tuhan mengingatkan bahwa “Kuasa Tuhan menjadi sempurna.” 

Paulus pun pernah mengalami hal serupa. Ia merasa lemah, terbatas, dan tertekan. Tetapi Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.” Tuhan tidak menuntut kita menjadi kuat dengan usaha sendiri; Dia mengundang kita bersandar pada kuasa-Nya. Karena saat kita berhenti memaksakan diri untuk mengatur segala sesuatu, kita akan menyadari bagaimana Tuhan menopang kita.

Kitab Pengkhotbah juga mengingatkan bahwa hidup memang penuh badai. Kita tidak diminta memahami semua hal atau memastikan segala sesuatu berjalan sempurna. Tetapi kita diminta menerima bagian hidup kita, mensyukuri apa yang Tuhan berikan, dan mempercayai bahwa kedaulatan-Nya mengatasi apa pun yang kita hadapi.

“…adalah baik bagi manusia untuk makan, minum, dan menikmati jerih payahnya… dan untuk menerima bagiannya dalam hidup itu.” (Pengkhotbah 5:18)

Di hari-hari yang buruk, Tuhan memanggil kita berhenti melawan kelemahan kita dan mulai bersandar pada kekuatan-Nya. Di saat kita merasa gagal, kasih karunia-Nya tetap cukup. Dan di tengah ujian yang melelahkan, selalu ada alasan untuk bersyukur: Tuhan tetap memegang hidup kita dengan setia.

 

Action Praktis:

Ambil 1-2 menit untuk berdiam dan mulai berdamai dengan keadaan dan diri Anda sendiri. Undang Roh Kudus untuk mengisi hati Anda dan melingkupinya dengan ketenangan.

Ikuti Kami