Memandang Dari Awan-awan
Kalangan Sendiri

Memandang Dari Awan-awan

Puji Astuti Official Writer
      7122
Show English Version

Ayub 42:5

Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 55; Markus 5; Yesaya 63-64

Pada tahun 1927, film bisu Wings (Sayap), yang mengisahkan dua penerbang asal Amerika dalam Perang Dunia I, memenangi Academy Award yang pertama dalam kategori Film Terbaik. Proses pembuatan film itu sempat terhenti beberapa hari. Para produser yang frustrasi menanyakan alasan penghentian itu kepada sang sutradara. Jawabnya: “Yang kita lihat sekarang hanyalah hamparan langit biru. Perang di udara tidak akan terlihat jelas tanpa adanya awan. Awan akan memberikan sudut pandang yang jelas.” Sang sutradara benar. Ketika adegan pertempuran udara itu dilatarbelakangi oleh awan-awan, barulah penonton bisa menyaksikan apa yang sesungguhnya terjadi.

Mungkin kita lebih sering mengharapkan langit biru daripada awan badai. Padahal langit berawan dapat mengungkapkan kasih setia Allah. Saat kita melihat awan-awan itu, kita dapat melihat dengan jelas kesetiaan Allah kepada kita di tengah beragam pencobaan yang kita hadapi.

Di awal penderitaannya yang besar, Ayub meratap: “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku . . . . awan-gemawan menudunginya” (Ayb. 3:3-5). Keputusasaannya terus berlanjut untuk suatu masa yang panjang, hingga kemudian Allah berbicara. Saat itulah Ayub berseru, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (42:5). Ayub telah berjumpa dengan Sang Pencipta yang Mahakuasa, dan perjumpaan itu mengubah pandangannya terhadap maksud-maksud Allah.

Apakah awan kesulitan sedang menghiasi langit hidup Anda hari ini? Bisa jadi Allah akan memakai awan-awan itu untuk menolong Anda melihat kasih setia-Nya dengan jelas.

Sering kali di balik awan dukacita tersingkap sinar wajah Allah yang cemerlang. —Jasper

Ikuti Kami