Ayub 1:22
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Bacaan Alkitab Setahun
“Apa pendapatmu tentang kertas ini?” tanya guru kepada murid-muridnya seraya memperlihatkan selembar kertas putih berukuran besar dengan lubang kecil di bagian tengah. Hampir seluruh siswa menjawab mereka melihat sebuah lubang. Ada sesuatu yang hilang dari kertas itu yang membuatnya tidak utuh lagi. Namun, seorang murid berpendapat sangat berbeda, “Saya melihat masih ada cukup ruang yang tersedia dalam kertas ini untuk digambari!”
Tuhan mengizinkan Iblis mencobai Ayub. Iblis diperbolehkan mengambil semua harta benda bahkan anak-anak laki-laki saleh itu. Tetapi, Tuhan tidak mengizinkan Iblis mengambil seluruh milik Ayub sampai tidak bersisa: Dia tidak mengizinkan Iblis untuk menyentuh hidup Ayub (ay. 12). Harta benda dan anak-anak Ayub hilang, tetapi tidak demikian dengan hidupnya. Iblis masih tidak puas. Ia kembali mendatangi Tuhan. Kali ini Tuhan mengizinkan Iblis untuk mengambil kesehatan Ayub, tetapi Dia tidak mengizinkannya mencabut nyawa Ayub (2:6). Tuhan selalu menyisakan sesuatu dalam hidup Ayub. Dan Ayub pun merespons kehilangan itu dengan sikap yang benar (Ayub 1:22).
Kehilangan adalah bagian tak terelakkan dalam hidup ini. Pada saat hal itu terjadi, kita dapat belajar dari Ayub: alih-alih meratapi kehilangan itu, kita dapat berfokus pada berkat yang masih tersisa. Bahkan seandainya kita kehilangan nyawa sekalipun, kita tidak akan kehilangan Tuhan, yang menjadi Bapa kita melalui penebusan Yesus Kristus. Jika demikian, bukankah selalu ada alasan untuk mengucap syukur?—SWS
Fokuskan pandangan pada berkat yang masih ada, bukan pada apa yang sudah hilang.