Lukas 2:7
“dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.”
Bacaan Alkitab Setahun : [Mazmur 20; 1 Korintus 11; Ayub 18-19]
Ketika Yesus lahir ke dunia, dikatakan di dalam kitab Lukas bahwa Yesus dibaringkan ibunya ke dalam palungan, sebagai pengganti sebuah tempat tidur bayi, karena tak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Palungan yaitu tempat makanan ternak, sering dipahat dari batu pada suatu sisi gua.
Ketika Yesus lahir ke dunia, Dia tak punya tempat bahkan untuk menempatkan kepala-Nya. Untuk lahir ke dunia ini, Dia mengorbankan banyak hal. Dari sisi Tuhan, tentu Dia mengorbankan segalanya. Tapi dari sisi kemanusiaan-Nya, Dia pun mengorbankan banyak hal.
Bayangkan berapa jauh Dia harus berjalan kaki dalam memberitakan Injil, bayangkan ketika Dia ‘diganggu’ oleh orang-orang yang ingin mendapatkan mujizat, bagaimana dia mengalami kesedihan akibat kehilangan orang yang Dia kasihi yaitu Yohanes tapi masih pula harus berkhotbah.
Jika melihat sekelumit hal yang telah dilakukan-Nya, apa yang telah kita lakukan sungguh tak berarti, apalagi jika kita sampai melihat semua pekerjaan tangan-Nya. Jadi, rasanya sayang jika Natal tahun ini hanya kita pakai untuk bersenang-senang, berbagi hadiah, lalu berlalu begitu saja.
Yesus lahir dalam keadaan yang sederhana, tapi mati dalam keadaan yang luar biasa. Dia mengawali suatu hal yang sederhana tapi dampaknya terasa. Selama kita hidup di dunia ini, kita bisa saja melakukan hal yang sederhana, tapi tirulah Yesus. Mari kita tinggalkan sesuatu yang punya dampak luar biasa.
Yesus lahir dalam keadaan yang begitu sederhana, tapi kelahiran-Nya itu adalah awal dari sesuatu yang luar biasa.