Matius 22:37
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]mazmu14[/kitab]; [kitab]matiu14[/kitab]; [kitab]kejad27-28[/kitab]
Di awal biografi singkat Santo Fransiskus dari Assisi, G. K. Chesterton dengan sekilas melihat hati dari tokoh unik dan penuh kasih yang lahir di abad ke-12 ini. Chesterton menulis: “Sebagaimana Santo Fransiskus tak mengasihi kemanusiaan, tetapi mengasihi manusianya, begitu juga ia tak mengasihi kekristenan, tetapi mengasihi Kristus. . . . Pembaca tidak akan bisa menangkap arti kisah hidup Santo Fransiskus yang mungkin terkesan aneh sebelum mereka memahami bahwa bagi sang Santo, agama yang dianutnya bukan sekadar teori, tetapi lebih seperti suatu kisah cinta.”
Ketika Yesus diminta untuk menyebutkan perintah yang paling utama dalam Hukum Taurat, Dia menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama” ( [kitab]Matiu22:37-38[/kitab] ). Si penanya ingin mencobai Tuhan Yesus, tetapi Tuhan justru memberitahukan kepada si penanya tentang elemen utama dalam menyenangkan Allah. Yang pertama dan terutama, hubungan kita dengan Allah merupakan masalah hati.
Jika kita melihat Allah sebagai mandor dan menganggap ketaatan kepada-Nya sebagai beban, kita menjadi sama seperti orang-orang yang ditegur Tuhan, “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” ([kitab]Wahyu2:4[/kitab]).
Jalan menuju sukacita adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, dan dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi. —DCM
Utamakanlah Kristus, dan Anda akan menemukan sukacita abadi.