"Apakah anak-anak kita mendengar suara kita lebih dari suara teknologi?" Pertanyaan ini menggelitik hati banyak orang tua Kristen di era digital saat ini.
Ketika gawai menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, bagaimana kita dapat memastikan bahwa suara kasih dan hikmat Tuhan tetap menjadi prioritas dalam keluarga kita?
Dalam Amsal 22:6, kita diingatkan untuk "mengajar orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Firman ini menegaskan pentingnya membangun komunikasi yang bermakna dengan anak-anak sebagai bentuk pengajaran dan pembentukan karakter mereka. Komunikasi bukan sekadar berbicara, tetapi mendengarkan, memahami, dan merespons dengan kasih Kristus.
Namun, tantangan terbesar di era teknologi adalah bagaimana menjadikan komunikasi ini tetap efektif. Anak-anak, terutama yang berusia remaja, sering kali lebih tertarik pada dunia maya daripada percakapan tatap muka. Jika tidak disikapi dengan bijak, teknologi dapat menjadi penghalang yang mengisolasi anak-anak dari keluarga.
Menghadapi Teknologi dengan Hikmat
Sebagai orang tua Kristen, kita dipanggil untuk tidak mengabaikan teknologi, tetapi menggunakannya dengan hikmat. Roma 12:2 mengingatkan kita untuk "tidak menjadi serupa dengan dunia ini," melainkan mengubah pola pikir kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam konteks ini, kita dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat, bukan penguasa. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk membangun komunikasi efektif dengan anak:
1. Tetapkan Waktu Tanpa Gawai
Sediakan waktu khusus setiap hari untuk berbicara tanpa gangguan teknologi, seperti saat makan malam atau sebelum tidur. Dalam momen ini, tanyakan tentang pengalaman anak dan dengarkan tanpa menghakimi. Ini menciptakan ruang bagi anak untuk merasa dihargai dan dipahami.
Sumber : Jawaban.com