Kabar gembira untuk para pekerja! Pemerintah baru saja mengumumkan kenaikan rata-rata Upah Minimum Nasional (UMP) sebesar 6,5% untuk tahun 2025.
Tapi pernahkah Anda merasa gaji naik tapi uang tetap habis entah ke mana?
Fenomena ini sering terjadi ketika kenaikan pendapatan tidak dibarengi dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Hal ini memnimbulkan pertanyaan penting: apakah kenaikan ini benar-benar meningkatkan kesejahteraan atau justru memicu gaya hidup konsumtif?
Upah minimum adalah jaring pengaman sosial yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan meningkatkan daya beli mereka.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya, menyebutkan bahwa kenaikan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan buruh dan daya saing usaha.
Namun, kesejahteraan bukan hanya soal berapa besar gaji yang diterima, tetapi bagaimana gaji tersebut dikelola.
Bayangkan Anda seorang buruh yang baru saja mendapat kenaikan gaji. Dengan antusias, Anda membeli ponsel atau motor baru, tetapi di akhir bulan, tabungan tetap kosong.
Sebagai contoh jika Anda ke daerah pusat industri, maka pemandangan buruh menggunakan motor Kawasaki Ninja teranyar atau sejenisnya bukanlah pemandangan asing. Atau bahkan ada yang tidak ragu untuk kredit mobil, minimal LGCC.
Ini adalah jebakan konsumtif yang bisa terjadi jika literasi keuangan tidak menjadi prioritas.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti