Saat ini, memiliki rumah bukan lagi sekadar impian bagi para perempuan, terutama generasi milenial. Data dari Bank Tabungan Negara (BTN) menunjukkan tren menarik bahwa 35,5% akad rumah dalam Program Sejuta Rumah dilakukan oleh perempuan.
Fakta ini membuktikan bahwa wanita, bahkan yang masih lajang, semakin aktif mengambil keputusan besar dalam hidup mereka, termasuk memiliki hunian sendiri.
Apa yang mendorong tren ini? Bagaimana cara perempuan, terutama milenial, bisa memiliki rumah pertama? Simak ulasan lengkapnya!
Dari data BTN, kaum milenial menyumbang 76,7% pembeli rumah pertama. Tren ini tidak terlepas dari beberapa alasan:
Perempuan kini tidak lagi bergantung pada pasangan untuk membeli rumah. Karier yang mapan dan kemampuan mengelola keuangan membuat mereka lebih percaya diri untuk berinvestasi di sektor properti.
Properti adalah aset yang terus meningkat nilainya. Generasi milenial, termasuk perempuan, memahami pentingnya memiliki rumah sebagai bentuk keamanan finansial di masa depan.
BTN mencatat peningkatan program KPR, termasuk dari masyarakat yang bekerja di sektor informal seperti ojek online, pegawai minimarket, hingga guru honorer. Hal ini membuat lebih banyak orang, termasuk perempuan, mampu memiliki rumah dengan cicilan yang terjangkau.
Memiliki rumah sering dianggap mustahil bagi mereka yang bergaji UMR sekitar Rp3-4 juta per bulan. Namun, kenyataannya banyak program dan strategi yang memungkinkan masyarakat dengan penghasilan ini untuk mewujudkan impian memiliki rumah. Terutama bagi mereka yang mau memulai dari membeli rumah subsidi.
Pemerintah Indonesia melalui program KPR Subsidi membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah. Program ini dirancang khusus agar terjangkau dengan fitur berikut:
- Harga Rumah Terjangkau: Mulai dari Rp150 juta.
- Uang Muka Ringan: DP hanya 1%-5%, sehingga cukup dengan Rp1,5 juta hingga Rp7,5 juta untuk DP.
- Suku Bunga Rendah: Tetap (Fixed) di angka 5% per tahun dengan tenor hingga 20 tahun, jauh lebih murah daripada KPR konvensional.
- Cicilan Murah: Dimulai dari Rp900 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan, yang sangat sesuai dengan kemampuan mereka yang bergaji Rp3-4 juta.
Harga rumah: Rp150 juta
DP: Rp1,5 juta – 15 juta rupiah (1-10%)
Cicilan: Rp1-1,6 juta/bulan selama 10-15 tahun
Gaji minimal: Rp3,5 juta per bulan (karena cicilan hanya sekitar 30% dari gaji).
Berbagi sedikit pengalaman pribadi, rumah pertama saya adalah rumah subsidi. Setelah menjalani cicilan 10 tahun lebih, dan mempertimbangkan kemampuan penghasilan saya, maka saya memutuskan untuk menjual rumah pertama saya dan menggunakan hasil penjualannya sebagai uang muka rumah non-subsidi di daerah yang saya inginkan.
Akhirnya rumah impian di tempat yang saya inginkan pun terwujud. Saya memulainya dari seorang pegawai dengan gaji UMR. Jika saya bisa mewujudkan memiliki rumah impian, saya percaya Anda juga bisa. Buatlah rencana yang matang, dan melangkahlah dengan iman bahwa Tuhan akan memampukan dan menyediakan apa yang Anda butuhkan.
Selamat mewujudkan rumah impian Anda!
BACA JUGA:
Mampukah Beli Rumah dengan Gaji UMR?
Jangan Sampe Zonk, Perhatikan 5 Kesalahan Saat Beli Rumah Pertama
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti