5 Dampak Tinggal Bersama Keluarga Besar Setelah Menikah
Sumber: Visinema Picture Youtube/Official Trailer - Film Home Sweet Loan

Marriage / 3 October 2024

Kalangan Sendiri

5 Dampak Tinggal Bersama Keluarga Besar Setelah Menikah

Aprita L Ekanaru Official Writer
413

Apakah Anda pernah mendengar pepatah "Banyak orang, banyak masalah"?

Bagi pasangan yang baru menikah, tinggal bersama keluarga besar bisa terasa seperti solusi praktis, namun kenyataannya, keputusan ini kerap menimbulkan tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kehidupan pernikahan Anda dapat berkembang dalam suasana yang penuh dengan berbagai dinamika ini?

Berikut adalah beberapa dampak yang bisa muncul ketika memilih untuk tinggal bersama keluarga besar setelah menikah, dan bagaimana pandangan Kristen dapat membantu menghadapinya.

1. Kehilangan Ruang Privasi

Tinggal bersama keluarga besar sering kali berarti berbagi ruangan dan fasilitas. Bagi pasangan yang baru menikah, ini bisa mempengaruhi kesempatan untuk membangun kedekatan emosional dan intimasi. Privasi menjadi hal yang langka, dan ini bisa berdampak negatif pada komunikasi yang sehat antara suami dan istri. Dalam Firman Tuhan, dikatakan bahwa suami dan istri akan "meninggalkan ayah dan ibunya" dan menjadi satu (Kejadian 2:24). Ini menunjukkan pentingnya membangun kemandirian dalam relasi.

2. Rentan Terhadap Pertengkaran

Dengan banyaknya anggota keluarga, perbedaan pendapat dan gaya hidup sering kali menjadi pemicu konflik. Bahkan masalah-masalah kecil bisa memuncak karena banyaknya individu yang terlibat dalam keputusan rumah tangga. Alkitab menasihati kita untuk hidup dalam damai (Roma 12:18), namun hal ini menjadi tantangan ketika tinggal dalam keluarga besar, di mana perbedaan sering kali lebih menonjol.

3. Finansial Sulit Berkembang

Tinggal dengan keluarga besar dapat mengurangi beban biaya sewa rumah atau kebutuhan dasar lainnya. Namun, secara jangka panjang, ini bisa menghalangi perkembangan finansial pasangan. Ketergantungan pada keluarga besar bisa membuat pasangan tidak terlatih mengelola keuangan secara mandiri. Alkitab mengajarkan pentingnya bekerja keras dan bertanggung jawab dalam mengelola berkat Tuhan (Kolose 3:23).

4. Ketergantungan yang Berlebihan

Ketika semua kebutuhan bisa dengan mudah terpenuhi oleh orang lain dalam keluarga, pasangan mungkin menjadi terlalu bergantung. Hal ini berisiko merusak kemampuan pasangan untuk mengambil keputusan sendiri dan menjalani kehidupan mandiri. Padahal, menjadi keluarga yang mandiri adalah salah satu aspek penting dari pernikahan Kristen yang kuat.

5. Lingkungan yang Sumpek

Lingkungan yang penuh sesak dengan banyak orang bisa menimbulkan rasa sumpek, baik secara fisik maupun emosional. Kehidupan pernikahan memerlukan ruang untuk berkembang, dan hidup dalam lingkungan yang terlalu ramai dapat menghambat proses ini. Dalam Amsal 25:17, Alkitab mengajarkan tentang pentingnya menjaga jarak yang sehat dalam hubungan, termasuk dengan keluarga besar.

Tinggal bersama keluarga besar setelah menikah mungkin tampak seperti solusi jangka pendek yang bijaksana, namun dampak jangka panjangnya perlu dipertimbangkan dengan serius. Dalam perspektif Kristen, membangun kehidupan yang mandiri sebagai suami istri bukan hanya penting untuk kesejahteraan emosional dan finansial, tetapi juga untuk pertumbuhan spiritual. Membangun keluarga sendiri, di bawah bimbingan Tuhan, akan membantu pasangan mencapai keharmonisan dan keseimbangan hidup sesuai dengan rancangan-Nya.

Jika Anda dan pasangan Anda sedang menghadapi tantangan dalam hubungan atau memiliki pertanyaan seputar pernikahan, kami mengundang Anda untuk menghubungi Layanan Doa dan Konseling CBN dengan KLIK DI SINI. Kami siap dengan senang hati memberikan bantuan dan dukungan untuk Anda.

 

BACA JUGA: 

Anda Tidak Akan Bisa Mengasihi Mertua, Jika Tidak Melakukan Hal Ini

Film Catatan Menantu Sinting: Tertekan Karena Tuntutan Mertua Minta Cucu, Harus Bagaimana?

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami