Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bermunculan karena korban mulai berani bersuara (speak up). Banyak korban, baik istri, suami, maupun anak-anak, menderita secara fisik dan emosional akibat tindakan kekerasan dari orang yang seharusnya menjadi pelindung dan pemberi kasih sayang.
Sepertinya tidak ada yang kebal akan masalah KDRT, mulai dari orang biasa, publik figur, pejabat dan bahkan tokoh agama tersorot menjadi pelaku. Hal ini sangat miris karena fenomena ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga bertentangan dengan ajaran Alkitab yang mengedepankan kasih, penghormatan, dan perlindungan dalam sebuah keluarga.
Menurut ajaran Kristen, pernikahan adalah ikatan yang kudus, di mana dua orang dipersatukan oleh Tuhan untuk saling mengasihi dan menghormati. Pernikahan didesain oleh Tuhan sebagai sebuah perjanjian, bukan hanya antara suami dan istri, tetapi juga dengan Tuhan sendiri.
Efesus 5:25 menyatakan, “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” Ayat ini menekankan bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang rela berkorban, bukan cinta yang menyakiti atau menindas.
"Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi ia memeliharanya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat."
Ayat ini mengajarkan bahwa suami harus mengasihi dan mengayomi istrinya seperti dirinya sendiri, memperlakukan istri dengan kasih sayang, bukan dengan kekerasan.
"Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia."
Ini adalah perintah yang jelas agar suami tidak berlaku kasar terhadap istri mereka, yang menekankan pentingnya kasih sayang dan kelembutan dalam hubungan pernikahan.
"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."
Ayat ini menegaskan pentingnya penghormatan dan pengertian terhadap istri, serta menghindari perilaku yang dapat merendahkan atau menyakitinya.
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti