Pada saat perjamuan itu, Yesus menetapkan Perjamuan Kudus (Ekaristi) sebagai lambang perjanjian baru antara Allah dan manusia. Yesus mengambil roti dan memberkatinya, memecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Ia mengatakan, "Ambillah, makanlah; inilah tubuh-Ku."
Ia juga mengambil cawan, mengucap syukur, dan memberikannya kepada mereka dan berkata, "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Matius 26:26-28).
Dalam Injil Yohanes, kita akan menemukan kisah pembasuhan kaki di malam itu. Sebelum makan malam, Yesus menanggalkan jubahnya dan mengambil kain lalu membasuh kaki murid-murid-Nya. Melalui peristiwa ini Yesus memberikan keteladanan kepada murid-murid-Nya untuk saling melayani dan memiliki sikap seorang hamba (Yohanes 13:1-17).
BACA JUGA : Fakta Alkitab: Ditemukan Tempat Perjamuan Terakhir Tuhan Yesus dan 12 Murid-Nya
Pada malam Perjamuan Terakhir, melalui memecah-mecahkan roti dan anggur perjamuan, Tuhan Yesus Kristus sedang menubuatkan peristiwa pengorbanan di kayu salib. Hal ini juga menjadi sebuah pesan untuk para murid dan semua umat percaya untuk menjadikan Perjamuan Kudus sebagai cara untuk mengingat dan memperingati pengorbanan-Nya.
Perjamuan Terakhir juga menjadi sebuah pernyataan penting bahwa melalui pengorbanan Yesus Kristus sebuah Perjanjian Baru terjadi antara Allah dan manusia. Dimana kita bukan lagi berusaha memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri, namun kita diselamatkan oleh karena kasih karunia melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Karena lemat kematian dan kebangkitan Yesus, maut telah dikalahkan dan kita yang percaya kepada-Nya diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Sekalipun Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024 digunakan untuk memparodikan Perjamuan Terakhir, namun hal ini juga menjadi sebuah kesempatan penting untuk menarik perhatian banyak orang kepada karya Yesus Kristus di kayu salib.
Kita saat ini berada di ujung dari akhir jaman, untuk itu mari kita lakukan apa yang disampaikan Rasul Paulus kepada muridnya, Timotius ini:
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (2 Timotius 4:2-3)
Mari kita gunakan setiap kesempatan, baik ataupun buruk untuk memberitakan kabar baik bahwa ada keselamatan dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Apakah Anda ingin terlibat dalam pemberitaan kabar baik dan menjadi bagian dari perubahan positif di Indonesia? CBN Indonesia mengajak Anda untuk mendukung program pemuridan dan kemanusiaan kami dan bersama-sama, kita dapat membawa kasih Kristus ke setiap pelosok negeri.
Donasi Sekarang dengan KLIK DISINI
Bersama-sama, kita bisa memberitakan kabar baik dan membawa perubahan nyata!
Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti