Membangun Generasi yang Takut Akan Tuhan di tengah Gempuran Atheis dan Agnostik
Sumber: canva.com

Parenting / 15 May 2024

Kalangan Sendiri

Membangun Generasi yang Takut Akan Tuhan di tengah Gempuran Atheis dan Agnostik

Claudia Jessica Official Writer
854

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang mungkin menerima keyakinan yang diwariskan secara turun-temurun, generasi muda saat ini, yang lahir dan besar di era internet, tengah mengalami pergeseran pandangan terhadap agama.

Fenomena ini menjadi tantangan bagi kita untuk membangun generasi yang takut akan Tuhan di tengah gempuran atheis (tidak percaya Tuhan) dan agnostik (ragu-ragu terhadap keberadaan Tuhan).

Anak muda kini memiliki akses informasi yang luas dan mempertanyakan hal-hal yang selama ini dianggap sebagai kebenaran. Hal ini menyebabkan peningkatan fenomena anak yang menjadi atheis dan agnostik.

 

BACA JUGA: Apa Itu Generasi Strawberry? Ini Kata Pakar

 

Survei yang dilakukan oleh WIN-Gallup International 2011 menunjukkan bahwa sekitar 13% penduduk dunia tidak terafiliasi dengan agama apapun.

Sementara Riset PRRI 2018, Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan penduduk yang tidak terafiliasi dengan agama, dari 16% pada tahun 2007 menjadi 23% pada tahun 2018.

Sebagai orang Kristen, kita harus membangun generasi yang takut akan Tuhan di tengah gempuran atheis dan agnostik.

 

BACA JUGA: Selain Andalkan Logika, Ini 10 Alasan yang Bikin Anak Muda Gak Lagi Percaya Tuhan

 

Menurut Jussac Kantjana, seorang pakar parenting dan motivator memaparkan kepada jawaban.com bahwa anak-anak zaman sekarang sering kali berkompromi terhadap kebenaran Firman Tuhan.

“Anak-anak cenderung berpikir ini bisa, itu gapapa,” katanya.

Kunci untuk mempertahankan iman di kalangan generasi muda dan mencegah mereka anak menjadi atheis atau agnostik adalah dengan menanamkan pemahaman tentang kebenaran Tuhan adalah absolut.

Kebenaran absolut adalah kebenaran yang tidak terbantahkan seperti hukum gravitasi yang tidak memandang percaya atau tidak, semua akan terpengaruh olehnya.

Maka dari itu, ada satu hal yang seringkali ia tekankan kepada anak-anaknya secara berulang kali bahwa ada yang dinamakan kebenaran absolut.

"Tapi saya bilang, ada yang namanya kebenaran absolut, ada yang ga bisa ditawar-tawar. Kalau orang melakukan ini, pasti konsekuensinya ini," tambahnya.

 

Baca halaman selanjutnya →

 

Sumber : Jussac Kantjana
Halaman :
12Tampilkan Semua

Ikuti Kami