Pada tanggal 7 April 2024, Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) merayakan hari ulang tahunnya yang ke-185. Perayaan ini menandai perjalanan panjang GKE dalam melayani masyarakat di Kalimantan dan sekitarnya.
Sejarah GKE dimulai dengan pekabaran Injil bagi suku Dayak di Kalimantan oleh Zending Barmen (Rheinische Missionsgesellschaft atau RMG). Dua penginjil dari Jerman, Heyer dan Barnstein, tiba di Jakarta pada tanggal 13 Desember 1834. Hanya Barnstein yang berangkat ke Kalimantan dan tiba di Banjarmasin pada tanggal 26 Juni 1835. Pada tanggal 10 April 1839, terjadi baptisan pertama yang dilayankan oleh Hupperts. Pekabaran Injil juga disertai dengan pelayanan diakoni, seperti pendidikan, kesehatan, dan pembebasan budak.
Pasang surut terjadi ketika meletus Perang Dunia I, di mana RMG menyerahkan tugas pemberitaan Injil ke Zending Basel di Swiss pada tahun 1920. Zending Basel meneruskan dan mengembangkan pekerjaan RMG sebelumnya, hingga pendirian Sekolah Pendeta pada tahun 1932. Zending Basel juga membidani lahirnya organisasi Gereja Dayak Evangelis (GDE) pada 4 April 1935 melalui Sinode Umum.
Pada Sinode Umum V yang berlangsung pada 5-9 November 1950, GDE memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Gereja Kalimantan Evangelis (GKE). GKE sadar bahwa gereja bukan hanya untuk orang Dayak, tetapi terbuka bagi semua orang. Sejak itu, GKE terus berkembang dan bertransformasi untuk menghadirkan pelayanan terbaiknya, termasuk dalam bidang pendidikan dan kesehatan12. Semboyan GKE adalah “Terwujudnya warga GKE yang misioner” (Warga GKE yang Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah).
Perayaan HUT ke-185 GKE tahun ini mengangkat tema "Gereja yang Bertransformasi, Bangkit Membangun Negeri. Tema ini mengajak GKE untuk terus berbenah dan bertransformasi dalam menghadapi perubahan zaman. GKE harus terus relevan dan berdampak bagi masyarakat di tengah dunia yang terus berkembang.
Beberapa poin penting dalam perayaan HUT ke-185 GKE:
Ibadah raya diadakan di berbagai gereja GKE di seluruh Kalimantan. Ibadah ini diisi dengan pujian, penyembahan, dan firman Tuhan.
Diadakan berbagai seminar dan lokakarya dengan tema-tema yang relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Diadakan berbagai kegiatan sosial untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, seperti pembagian sembako dan pengobatan gratis.
Diadakan pameran budaya untuk menampilkan kekayaan budaya Kalimantan.
Perayaan HUT ke-185 GKE bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang menatap masa depan. GKE harus terus berbenah dan bertransformasi agar dapat terus melayani masyarakat dengan lebih baik. GKE harus menjadi gereja yang bertransformasi, bangkit membangun negeri.
Sumber : Jawaban.com