Masyarakat Keberatan Dengan Pajak THR, Ini Fakta Yang Perlu Kita Ketahui!
Sumber: Jawaban

Finance / 3 April 2024

Kalangan Sendiri

Masyarakat Keberatan Dengan Pajak THR, Ini Fakta Yang Perlu Kita Ketahui!

Puji Astuti Official Writer
1307

Momen sukacita menjelang hari raya Idul Fitri diwarnai oleh keluh kesah masyarakat yang menerima THR, pasalnya mereka kaget saat mengetahui besaran potongan pajak THR yang mempengaruhi penghasilan yang mereka terima atau take home pay.  

Apa yang berbeda dari potongan pajak THR tahun ini dan tahun sebelumnya?  

Metode penghitungan PPh pasal 21 yang lama: Pemberi kerja melakukan dua kali penghitungan dengan tarif pasal 17, yaitu PPh 21 untuk gaji dan PPh 21 untuk THR. 

Metode penghitungan PPh pasal 21 terbaru dengan TER: Pemberi kerja menjumlahkan gaji dan THR yang diterima pada bulan bersangkutan dikali tarif sesuai tabel TER. 

Mengapa pajak THR tahun ini menjadi besar?  

Ternyata karena jumlah gaji ditambah dengan THR, baru kemudian dipotong pajak. Akibatnya karena jumlah total penghasilan bruto lebih tinggi, tarif potongan pajak berdasarkan TER juga menyesuaikan. 

Naiknya jumlah pajak THR ini juga dibenarkan oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Dwi Astuti.  

"Kemarin banyak yang menanyakan apa benar THR pajaknya tinggi. Mungkin jawaban saya adalah memang jadi lebih tinggi," demikian pernyataan Dwi saat Media Briefing (1/4/2024) yang dikutip oleh Kompas.com.  

Menurut pihak Dirjen Pajak sendiri, penerapan Pajak THR ini tidak akan menambah beban pajak masyarakat. Karena menurut perhitungan secara keseluruhan setahun, jumlah beban wajib pajak tetap sama.  

Apa yang menjadi keberatan masyarakat atas pajak THR ini? Next>>

Jumlah THR yang diterima jadi kecil 

Masyarakat merasa keberatan karena THR yang diterima menjadi berkurang setelah dipotong pajak. Hal ini terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah, apa lagi jumlah potongan cukup besar.  

Merasa pemerintah tidak adil 

Banyak yang merasa bahwa penerapan pajak THR tidak adil. Mereka berargumen bahwa THR merupakan pendapatan tidak teratur yang hanya diterima setahun sekali, dan seharusnya tidak dipotong pajak. 

Menimbulkan kebingungan 

Banyak masyarakat yang masih belum mengerti sistem perhitungan pajak PPH 21 yang baru, hal inilah yang membuat masyarakat semakin bingung dan merasa kecewa karena merasa pemerintah menambah jumlah potongan pajak atas penghasilan mereka.  

Bagaimana orang Kristen meresponi masalah Pajak THR ini? 

Tentunya sebagai orang Kristen dan warga negara yang baik, langkah awal yang bijak adalah mencari tahu dan mempelajari penerapan sistem pajak yang baru tersebut. Dengan informasi yang lebih lengkap dan memiliki pengertian yang benar maka kita bisa menghapus keraguan atau tidak mudah disulut oleh imformasi yang tidak benar yang beredar.  

Selain itu, sebagai orang percaya kita juga perlu menyadari bahwa membayar pajak bukan hanya bentuk kepatuhan dan cinta kepada negara kita, namun juga sebagai bentu ketaatan kepada Allah. Tuhan Yesus Kristus sendiri menyatakan bahwa kita harus membayar pajak pada pemerintah (Matius 22:21).  

Hal tersebut kemudian dijelaskan lebih lengkap oleh Rasul Paulus dalam Roma 13:4-7, bahwa pemerintah adalah pelayan-pelayan Allah yang dipercayakan untuk mengelola pajak yang kita berikan. Tentu tujuan dari pajak tersebut adalah untuk kesejahteraan seluruh masyarakat.  

Jika di jaman Tuhan Yesus dan Rasul Paulus mengajarkan untuk taat membayar pajak, meski pajak itu kepada bangsa Romawi. Bukankah kita yang hidup di Indonesia, bangsa yang diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para pendiri bangsa ini, harus bangga jika kita taat bayar pajak. Sebab pajak yang kita berikan adalah bentuk kontribusi kita untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan ketaatan kepada Tuhan. 

BACA JUGA:

Bijak Kelola THR di Tengah Godaan Live Shopping dengan 10 Cara Ini

Bayar Pajak Juga Jadi Kewajiban Orang Kristen, Ini Alasan Alkitabiahnya…

Sumber : Berbagai Sumber | Puji Astuti
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami