Pandangan Allah VS Pandangan Manusia
Kalangan Sendiri

Pandangan Allah VS Pandangan Manusia

Lori Official Writer
      2004

Ayat Renungan:

Yesaya 55: 8-9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Filipi 2: 5, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus…”

 

Pagi ini kita akan diberkati dengan renungan tentang bagaimana Allah memberkati kita sebagai anak-anak-Nya. Ada hal yang berbeda antara pandangan kita terhadap sesuatu dengan pandangan Allah sendiri. Sebagai contoh, kita sebagai manusia dimasa digital ini akan cenderung menginginkan segala sesuatu yang serba instant, karena menurut kita hal itu akan jauh lebih menghemat waktu dan tenaga kita. Sayangnya, di pandangan Tuhan sendiri proses adalah sesuatu yang sangat menentukan dan membuat manusia lebih berkualitas dan bernilai. 

Yesaya 55: 8-9 menyampaikan dengan sangat jelas bahwa “rancangan Tuhan bukan rancangan kita dan jalan-Nya bukan jalan kita.”  Lebih lanjut lagi di ayat 11 disampaikan bahwa “firman Allah yang keluar dari mulut-Nya tidak akan pernah kembali dengan sia-sia.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa terdapat perbedaan besar antara cara Allah dan cara manusia memandang sesuatu. Karena itu, kita perlu mengaplikasikan cara Tuhan, mengizinkan rencana dan juga proses-Nya terjadi atas hidup kita. 

Alkitab mencatat kisah tentang bagaimana Tuhan Yesus menghabiskan waktu di Taman Getsemani, serombongan orang bersama Yudas Iskariot mendatangi Yesus di sana dan bagaimana Petrus dengan caranya memotong telinga dari salah satu dari rombongan. Secara manusia, kita mungkin akan berlaku seperti Petrus ketika menghadapi orang yang melakukan kejahatan kepada kita. Tapi mari melihat bagaimana Yesus meresponi kejadian itu, Dia menyambung kembali telinga tersebut. Dalam hal ini, Tuhan Yesus sendiri sedang menyampaikan tentang kasih yang sederhana, dimana kita tidak perlu melakukan pembalasan. 

Hari-hari ini mungkin kita sedang diperhadapkan dengan persoalan dimana kita di satu titik rasanya kita akan melakukan dengan caranya kita. Rasanya akan lebih baik jika kita potong jalan yang menurut kita akan berhasil. Tapi melalui renungan pagi ini, mari diam sejenak dan mulai bertanya kepada Tuhan. Apa sih sebenarnya yang Tuhan inginkan? Apakah cara yang kita ambil adalah cara terbaik? Artinya kita mengizinkan Tuhan berbicara dan memberikan hikmat-Nya atas kita. 

Mari di masa Conquer the Land ini, kita akan memenangkan segala situasi dan memenangkan saudara-saudara kita yang belum mengenal Tuhan dan memenangkan orang-orang di bangsa kita yang sedang menunggu keselamatan dari Tuhan. Mulai dengan menggunakan cara Tuhan dan mengizinkan proses itu bekerja dalam diri kita, sebagaimana disampaikan dalam Filipi 2: 5, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus…”

 

Action: Sebelum memulai hari, ambil waktu untuk meminta pimpinan dan tuntunan Tuhan atas apa yang akan kita kerjakan sepanjang hari ini. Minta Tuhan sebagai pemandu atas apapun yang kita jalani sepanjang hari ini.

Ayat Hafalan: Yesaya 55: 8-9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami