Berpuasa dan berpantang merupakan praktik spiritual yang penting dalam kehidupan Kristen, hal ini menjadi sebuah tradisi yang telah dilakukan sejak gereja mula-mula. Tujuan utamanya adalah untuk menyalibkan keinginan daging, yaitu mengendalikan keinginan jasmani untuk memperdalam hubungan dengan Allah.
Mari kita telaah bersama mengapa praktik ini penting dalam kehidupan orang percaya.
Menyalibkan daging menekankan pentingnya mengendalikan keinginan jasmani dan menahan diri dari godaan duniawi. Ini merupakan bagian dari proses pertumbuhan spiritual dan kesetiaan kepada kehendak Allah. Dengan menyalibkan daging, orang percaya diundang untuk hidup menurut Roh dan memperdalam hubungan mereka dengan Allah (Galatia 5:24).
Saat seseorang berpuasa dan berpantang, fokusnya berpindah dari kebutuhan fisik dan duniawi kepada kebutuhan spiritual. Dengan mengurangi atau menghindari konsumsi makanan dan minuman, pikiran menjadi lebih jernih dan mudah fokus pada aktivitas spiritual seperti berdoa. (Ezra 8:21).
Berpuasa dan berpantang merupakan ungkapan ketaatan dan menaklukan diri terhadap kehendak Allah. Melalui berpuasa kita belajar mendisiplinkan diri dan menolak mengikuti keinginan hawa nafsu (1 Korintus 9:27).
Dengan berpuasa dan berpantang, orang Kristen menyatukan diri dalam pengorbanan dan penderitaan Kristus, serta mendalami makna pengorbanan-Nya bagi keselamatan manusia (Filipi 3:9-10).
BACA JUGA:
Bukan Hanya Yesus, 2 Tokoh Alkitab Ini Juga Jalani Puasa 40 Hari
Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa berpantang yang bisa kita dilakukan di masa Prapaskah ini, yaitu:
Berpantang melibatkan menahan diri dari makanan dan minuman dalam periode tertentu, khususnya selama masa Prapaskah. Ini bisa berarti meniadakan atau membatasi asupan makanan dan minuman sesuai dengan kemampuan kita.
Dalam praktik berpuasa, penting untuk menjaga kesederhanaan dan mengendalikan dorongan untuk menonjolkan diri atau memperlihatkan keadaan puasa kita kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan ajaran Yesus dalam Matius 6:16-18, di mana Dia menekankan bahwa puasa harus dilakukan dengan hati yang tulus dan tanpa keinginan untuk memperoleh pujian dari manusia. Kesederhanaan dalam berpuasa mencerminkan sikap pengendalian diri yang kuat dan kesadaran akan keberadaan Allah sebagai satu-satunya sumber pengakuan yang benar dan pujian yang layak.
Berpuasa dan berpantang merupakan momen penting dalam kehidupan rohani seorang Kristen karena menjadi kesempatan untuk melakukan pertobatan yang mendalam. Proses ini memungkinkan seseorang untuk merenungkan dosa-dosa mereka, memperbaiki hubungan dengan Tuhan, dan memperkuat tekad untuk hidup lebih sesuai dengan kehendak-Nya.
Selain menahan diri dari makanan dan minuman, berpantang juga berarti menahan diri dari kenikmatan duniawi lainnya. Ini bisa termasuk menahan diri dari hiburan, sosial media atau aktivitas yang tidak relevan dengan pertumbuhan spiritual.
Dengan menyalibkan daging dan mengendalikan nafsu jasmani, seseorang dapat menciptakan ruang yang tenang dan terfokus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui aktivitas rohani tersebut. Proses ini memungkinkan seseorang untuk lebih dalam memahami Firman Tuhan, merenungkan maknanya dalam konteks kehidupan mereka, dan menghadirkan permohonan dan pujian kepada-Nya dengan lebih tulus dan penuh kesadaran.
Dengan menjalankan berbagai bentuk berpantang ini, orang Kristen dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, memperdalam iman mereka, dan mengalami pertumbuhan spiritual yang lebih besar.
Berpuasa dan berpantang adalah bagian integral dari kehidupan rohani orang Kristen. Dengan menyalibkan daging, mereka memperdalam hubungan dengan Allah, mengendalikan nafsu duniawi, memurnikan hati, meningkatkan konsentrasi dalam doa dan pendalaman Firman Tuhan.
Dengan demikian, berpuasa dan berpantang bukan sekadar tradisi keagamaan, melainkan ekspresi nyata dari kesetiaan dan cinta kepada Tuhan, serta dorongan untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan. Selamat menjalani masa Prapaskah 2024, kiranya kita semakin mengenal Tuhan kita Yesus Kristus lewat penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.
Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com