Menjadikan Tuhan Sebagai Penguasa Hati
Kalangan Sendiri

Menjadikan Tuhan Sebagai Penguasa Hati

Lori Official Writer
      1756

Ayat Renungan: 

Yohanes 1: 12, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya…”

Roma 10: 10, “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

 

Supaya kita bisa menata hidup ini dengan baik, kita lebih dulu menata hati kita. Dalam Yohanes 1: 12, disampaikan “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya…” 

Kata Tuhan dalam makna aslinya adalah “Lord” atau tuan. Jadi pada waktu kita mengaku Yesus adalah Tuan dan waktu kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan penguasa hati kita maka kita akan memfokuskan seluruh penyembahan dan perbuatan kita kepada Dia. Kenapa? Karena Yesus telah membeli kita dan menghidupkan kita dari lubang kubur, dari hukuman dosa dan maut. Yang harusnya kita jatuh ke dalam dosa, tapi karena Yesus mau mati untuk menyelamatkan kita maka kita berhutang kepada Dia.

Jadi saat Tuhan memberikan kita kemerdekaan, kebebasan, kesehatan dan berkat tak terhingga seperti keselamatan, wajar bagi kita untuk menyembah Dia. Pada waktu kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya penguasa hati kita, maka ego kita tidak lagi berkuasa. Kita bisa melihat perbedaannya kepada orang-orang yang kepahitan. Kenapa kepahitan bisa menguasai hatinya? Itu karena mereka masih dikuasai oleh egonya dan mengikuti perasaan marah, pikiran yang sia-sia dan mengikuti kebohongan pikiran yang berkata bahwa dia tidak berguna. Inilah yang membuat seseorang tidak lagi menempatkan Yesus sebagai fokus dari hidupnya. 

Akhirnya, setiap ego dan perasaan negatif ini menguasai dirinya dan membuatnya seseorang kepahitan saat dilukai, dihina, dan tidak dipercaya. Tahukah bahwa saat kita dikuasai kepahitan, kita akan mengalami banyak sekali masalah. Kita akan sulit berdamai dengan siapapun dan bahkan kita tidak bisa berdamai dengan diri kita sendiri. 

Tentu saja kita mau menjadi orang-orang yang merdeka dalam hidup kita bukan? Mari hari ini mengingatkan diri kita kembali untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan pusat dari penyembahan kita, perkataan dan perbuatan kita. Dengan itu, si iblis tidak lagi punya kuasa untuk merusak hidup kita.

 

Action: Mari periksa kembali siapa dan apa pengalaman di masa lalumu yang membuat kita masih menyimpan kepahitan? Mintalah Roh Kudus untuk memulihkan lebih dulu hatimu dan dimampukan untuk mengampuni orang-orang itu.

Ayat Hafalan: 1 Petrus 4: 8, “Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami