menjadi seorang pemimpin gereja terbesar di Jawa. Dia bahkan begitu dihormati dalam kepemimpinannya karena mengambil cara penginjilan yang memadukan kekristenan dengan budaya Jawa yang tidak biasa pada masa itu.
Perjalanan hidup Sadrach juga terbilang menarik. Dulu dia dikenal dengan nama Radin Abas. Sadrach sendiri merupakan nama baptis yang dia dapatkan dari Gereja Sion Batavia pada 14 April 1867 silam.
Baca Juga: Gereja-gereja Jawa Sepakat Pelihara Alam Semesta
Selama perjalanan barunya menjadi Kristen, Sadrach memulai pelayanan pertamanya sebagai pengirim brosur dan buku-buku Kristen di Batavia. Lalu dia bertemu dengan Tunggul Wulung yang merupakan pelopor desa-desa Kristen seperti Banyuwoto, Tegalombo dan Bondo di Jepara.
Setelah berpindah-pindah selama hidupnya, tepat di usia 35 tahun Sadrach bertemu dan diadopsi dengan seorang pendeta bernama Steven-Philips. Kemudian dia memilih untuk pindah ke Karangjoso dan menjalani kehidupan yang mandiri. Sejak saat itulah Sadrach memulai penginjilannya dengan metodenya sendiri hingga berhasil membangun Gereja Karangjoso, yang sampai saat ini masih berdiri.
Semoga hal ini bisa menambah kasanah pengetahuan Anda, khususnya di kalangan Jawa tentang sejarah panjang penyebaran injil yang dilakukan dengan balutan kebudayaan Jawa.
Sumber : Merdeka.com | Jawaban.com