3. Biasakan untuk meminta izin kepada anak untuk menyentuh area privat anak dan hargai kata “tidak” atau “stop” agar anak tahu kata-kata ini memiliki kekuatan
Seperti yang telah disinggung dalam poin nomor 1, biasakan untuk meminta izin kepada anak untuk menyentuh area privatnya. Misalnya seperti, “Mama izin ya pegang penis/vagina adik untuk bantu bersihkan. Kamu boleh bilang kalau merasa gak nyaman.”
Jika anak merasa tidak nyaman, segera hentikan aktivitas Anda terlebih dahulu. Hal ini ditujukan agar anak mengetahui bahwa kata-kata “tidak” atau “stop” memiliki kekuatan. Sehingga jika ada orang yang melakukan pelecehan seksual terhadap mereka, mereka akan berani untuk mengatakan “tidak” atau “stop”.
Setelahnya Anda bisa bertanya apa alasannya meminta berhenti membantunya.
4. Ajarkan siapa saja yang boleh menyentuh area privat mereka
Bagian tubuh privat perlu dijaga dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang. Kita tahu ada begitu banyak kasus pelecehan anak, bahkan ada yang terjadi di lingkungan keluarga. Hal ini tentu membuat orangtua khawatir. Maka dari itu, orang tua harus ekstra hati-hati dan waspada pada orang-orang di sekitar. Hanya orang-orang terpercaya saja yang boleh membantu menjaga bagian tubuh privat anak.
Alat kelamin adalah bagian tubuh yang wajar disentuh, disebut, dan dijaga. Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak Anda agar mereka bertanggungjawab untuk merawat dan menjaganya dengan baik.
Sumber : jawaban.com