Kolose 3: 23-25
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 35; Kisah Para Rasul 7; Keluaran 19-20
Aku duduk tepat di seberang meja seorang profesor seminari terkenal sekaligus mantan missionaris saat dia mengajukan pertanyaan langsung kepadaku. Tanyanya, “Jadi, Os, coba ceritakan tentang kegerakan iman di tempat kerja.”
Jawabku, “Sebenarnya hal itu tidak rumit. Aku percaya perkerjaan setiap orang merupakan pelayanan jika dilakukan dengan motif untuk memuliakan Tuhan seperti tertulis dalam Kolose 3 ayat 23.”
Balasnya, “Bagaimana kamu menanggapi kalau kamu tidak membagikan injil melalui pekerjaanmu? Kamu harus secara aktif membagikan imanmu supaya bisa ditafsirkan sebagai pelayanan.”
Lalu aku menjawab dengan tegas, “ Itu tidak benar. Pekerjaan adalah pelayanan itu sendiri. Karena kata pelayanan itu berasal dari kata Yunani yaitu ‘diakonia’. Waktu kamu melayani orang lain bahkan melalui pekerjaan sekulermu dan melakukannya dengan motif untuk memuliakan Tuhan, itu adalah pelayanan. Faktanya, Alkitab menyampaikan bahwa kamu akan menerima warisan saat kamu melakukannya.”
Kami terus bercanda soal hal ini. Aku bahkan melanjutkan, “Tuhan menciptakan pekerjaan sekuler supaya kita bisa memenuhi kebutuhan kita. Manusia mulai membagi pekerjaan menjadi istilah spiritual dan non-spiritual yang meperkenalkan bentul dualisme di abad ketiga dan keempat. Tapi Tuhan tidak menjadikan pekerjaan kita sesuatu yang sekuler. Dia mau supaya pekerjaan kita dipandang sebagai penyembahan.”
Kamipun mengakhiri pertemuan kami dengan ketidaksepakatan. Tapi, beberapa bulan kemudian aku bertemu seorang teman di sebuah konvensi penjualan buku.
Dia lalu berkata, “Hei, kamu benar Os! Aku sudah menyelesaikan masalah itu dan pekerjaanku benar-benar adalah pelayanan karena itu adalah pelayanan.”
Apakah kamu sepaham dan sependapat denganku bahwa pekerjaan (sekulermu) juga merupakan bentuk pelayanan?
Mari memahaminya seperti ilustrasi berikut. Jika kamu sedang menambal gigi seseorang, kamu tentu saja sedang melayani orang tersebut bukan? Jika kamu bermain di sebuah orchestra simfoni, kamu sedang melayani penonton bukan? Jika kamu menerbangkan pesawat terbang, kamu sedang melayani penumpang. Jika kamu menunggu di meja, kamu sedang melayani pelanggan. Semua pekerjaan ini jelas-jelas adalah sebuah diakonia yang alkitabiah.
Tapi perlu kita ingat bahwa pekerjaan itu disebut pelayanan jika kita memiliki motif untuk tetap menyenangkan dan memuliakan Tuhan.
Jadi, jika hari ini kamu harus bekerja dan berhadapan dengan orang lain, seburuk apapun perlakuan atau balasan mereka terhadapmu, lakukanlah pekerjaanmu dengan sebaik-baiknya. Karena Tuhan melihat motif di dalam hatimu.
Hak cipta Os Hillman, disadur dari Crosswalk.com