Bencilah Dosanya, Bukan Pendosanya
Sumber: jawaban.com

Kata Alkitab / 28 April 2021

Kalangan Sendiri

Bencilah Dosanya, Bukan Pendosanya

Lori Official Writer
7692

Jelas sekali bahwa kalau kita gak mengampuni, kita gak akan dimaafkan. Gak ada cara kedua dalam hal ini.

Mengampuni memang adalah hal yang sulit. Tapi ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk membuatnya lebih mudah. Misalkan saja, waktu kamu berhitung matematika, kamu tentu gak memulainya di awal dengan perhitungan kalkulus. Kamu pasti memulainya dengan perhitungan yang sederhana.

Dengan cara yang sama, kalau kita benar-benar mau belajar bagaimana memaafkan, mungkin kita sebaiknya memulainya dengan sesuatu yang lebih mudah.

Kamu bisa memulainya dengan memaafkan suami atau istrimu, atau orangtuamu atau anak-anakmu atas semua kesalahan yang mereka lakukan.

Kedua, kita bisa mencoba memahami apa artinya mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri. Kita harus mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tapi bagaimana tepatnya kita mengasihi diri kita sendiri?

Mengasihi diri sendiri bukan berarti menganggap diri kita baik. Sama halnya dengan mengasihi musuh bukan berarti menganggap mereka baik.

Memaafkan orang lain berarti tahu bahwa mereka sebenarnya bukan orang jahat. Dosalah yang telah menutupi hati dan pikiran mereka sehingga mereka jatuh dalam kejahatan.

Firman Tuhan yang berkata supaya kita mengasihi orang lain memiliki arti bahwa kita bisa membenci tindakan orang lain tapi bukan orangnya. Kita bisa membenci dosanya, tapi bukan pendosanya.

 

Baca juga: 8 Ajaran Yesus Tentang ‘Kasih’ Terhadap Sesama

 

Tuhan sendiri bisa dengan bebas membenci dosa dan pendosanya sekaligus. Karena Dia benar-benar Tuhan yang punya otoritas untuk melakukannya.

Tapi sebagai manusia, kita gak bisa mengasihi dengan sempurna atau membenci dengan sempurna. Karena itulah kita butuh pengingat untuk mengasihi pendosa dan membenci dosanya. Kita dipanggil untuk mengasihi orang lain dan ‘menjaga diri kita tidak tercemar oleh dunia’ (Yakobus 1: 27).

Orang Kristen dipanggil untuk mengikuti karakter kasih Allah.

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yohanes 4: 8-10)

Allah mengasihi kita sebelum kita mengasihi Dia. Inilah yang harus jadi pengingat untuk kita supaya kita bisa lebih mudah mengampuni orang lain.

Kita bisa mengasihi orang di sekitar kita melalui penghormatan (1 Petrus 2: 17), berdoa untuk mereka (1 Timotius 2: 1), dan memberi tahu mereka tentang Yesus, terlepas dari dosa terlihat atau tersembunyi yang mereka lakukan.

Kita tahu upah dosa ialah maut (Yakobus 1: 15; Roma 6: 23) dan bahkan kita harus menyampaikan kebenaran dalam kasih (Efesus 4: 15).

Kita mengasihi orang lain dengan memperlakukan mereka dengan hormat serta menunjukkan kepedulian kita kepada mereka. Kita membenci dosa dengan tidak mengkompromikannya. Kita harusberhati-hati untuk bertindak dengan cara yang menghormati Tuhan, bertindak dengan kebaikan hatimu (Filipi 4: 5) dan menyampaikannya dengan lemah lembut (1 Petrus 3: 15).

 

Baca Juga: Begini Beda Akar Kekristenan yang Ditanam Dalam dan yang Dangkal…

 

 

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami