Salah satu dari tiga pria Kristen tertembak setelah sekelompok
pria bersenjata api menyerang mereka tiba-tiba saat sedang berada di distrik Sahiwal Punjab pada Minggu, 2 Februari 2020 lalu.
Union of Catholic Asia News melaporkan bahwa pria bernama Azeem
Gulzar (25 tahun) itu mengalami luka tembak di bagian bahu kanan. Sementara dua lainnya mengalami luka bacok. Ketigapun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Insiden penyerangan ini berbuntut sejak keluarga Gulzar,
seorang pemilik tanah menyumbangkan sebidang tanahnya kepada komunitas Kristen setempat
untuk dijadikan lahan pembangunan gereja. Sayangnya, tetangga sekitar yang beragama Muslim merasa keberatan.
Mereka pun mengancam untuk mengajukan penolakan pembangunan gereja tersebut ke pengadilan.
Namun ancaman tersebut sama sekali tidak dihiraukan olah komunitas
Kristen setempat. Pada 2 Februari 2020, tepat saat insiden terjadi, mereka
mulai membangun dinding gereja. Tanpa disangka-sangka di malam harinya sebanyak
15 orang Muslim mendatangi lokasi pembangunan gereja dan merobohkan dinding yang sudah dibangun tersebut.
Merasa tidak terima dengan tindakan sekelompok orang tersebut, Gulzar dan keluarganya berusaha menghentikan tindakan tersebut.
"Itu hari Minggu. Kami menghabiskan sepanjang hari membangun
tembok dan selesai pukul 7 malam. Kami hanya ingin menjaga property kami dari tindakan
penduduk. Tiga jam kemudian, kami mendengar kerumunan berteriak-teriak di depan
pintu rumah kami. Saat kami mencoba menjelaskan soal pembangunan gereja itu, seseorang
segera menembakkan peluru ke udara. Saudara-saudaraku adalah target selanjutnya," kata Waseem, adik laki-laki Gulzar.
Seorang warga Muslim mengatakan kepada sumber berita UCANNews
mengklaim jika komunitas Kristen di sana sebelumnya sudah mendapatkan ancaman pembunuhan jika mereka tidak berhenti membangun gereja.
Baca Juga:
Dilema Perempuan Kristen Pakistan, 629 Orang Diculik dan Dijual Loh!
Sadis! Setelah Diculik, Remaja Kristen Pakistan Ini Dipaksa Sangkal Iman
Pihak kepolisian pun sudah menangkap dua pelaku. Namun ketegangan hubungan beragama di sana masih terus meningkat.
“Mereka menyebut kami Chura memberi tahu kami bahwa kafir harus
menjadi pembersih toilet dan mengancam akan memperkosa semua perempuan kami di depan mata kami sendiri,” kata Wilson Raza salah satu warga Kristen.
Daftar Pantau Dunia 2020 dari Open Doors Amerika Serikat menemukan
bahwa Pakistan adalah negara denga peringkat terburuk kelima dalam hal penganiayaan
Kristen. Open Doors sendiri melaporkan bahwa ada serangkaian serangan yang terjadi setiap tahun terhadap gereja dan komunitas Kristen Pakistan.
Sebagaimana tercatat pada bulan November 2019 lalu, sebanyak
30 pria menyerbu Gereja Katolik St Dominikus di distrik Arifwala di provinsi Punjab. Dinding dan gerbang batas gereja dihancurkan dan pelaku mengambil salib gereja.
Pada tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS menunjuk Pakistan untuk
pertama kalinya sebagai negara yang butuh perhatian khusus dalam hal toleransi dan
terlibat dalam pelanggaran kebebasan beragama terburuk.
Kaum mayoritas di negara ini kerap melakukan tindakan sepihak
terhadap minoritas. Bahkan tidak segan melakukan tindakan penyerangan dan
pembunuhan demi menegakkan ideologi agama mereka. Akibat kekerasan ini, banyak umat
Kristen dan juga penduduk minoritas lainnya memutuskan untuk keluar dari negara
tersebut dan mengungsi ke Sri Lanka, Thailand dan Malaysia.