Bibit keraguan
itu kecil, kadang berbentuk pertanyaan sederhana seperti, “Apakah Tuhan
mendengarkan doaku?” Lalu berkembang
menjadi, apakah Tuhan peduli? Apa gunanya berdoa kalau tidak dijawab juga, dan
akhirnya berujung pada pertanyaan, “apakah benar Tuhan itu ada?”
Benih
keraguan bisa muncul dalam berbagai bentuk, bukan hanya pertanyaan, tapi bisa
juga rasa iri kepada seseorang yang tak kenal Tuhan tapi karirnya bagus,
keluarganya bahagia, sedangkan kamu yang percaya Yesus, karirmu begitu-begitu
saja, dan masih jomblo sampai sekarang.
Keraguan
bisa berbahaya, jika dibiarkan akan menjadi seperti rumput liar yang akhirnya
menguasai seluruh pikiranmu dan menghancurkan imanmu, bahkan bisa membawamu meninggalkan
Tuhan yang telah menebus kehidupanmu.
Lalu, bagaimana caranya menghadapi keraguan
ketika hal itu muncul?
Satu hal
yang perlu kamu tahu adalah bahwa kamu tidak sendirian, ada banyak orang dan hampir
semua orang Kristen pernah bergumul dengan keraguan dan ketidakpercayaan kepada
Tuhan. Bahkan murid-murid Yesus pun pernah mengalami hal ini, iman mereka
digoncang saat Yesus berhadapan dengan salib. Namun mereka menemukan kekuatan
kembali, saat mereka tetap bersekutu dan berdoa bersama.
Kata iman dalam Bahasa Yunani adalah “pistis”, dan turunan katany adalah “peitho” yang artinya adalah persuasi. Artinya
iman bukanlah percaya yang membabi buta, sesuatu yang kita dengar dari orangtua
atau pendeta dan kita ikuti begitu saja. Tetapi, iman adalah keyakinan yang
kuat atau teguh berdasarkan bukti yang kuat.
Iman adalah sebuah perjalanan
Untuk itu,
iman adalah sebuah perjalanan percarian pribadi seseorang, karenanya Rasul Paulus
berkata, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.” (Roma 10:17)
Bahkan
dalam Ibrani 11:1 ia menuliskan, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang
kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Jadi untuk memiliki iman yang kuat, kamu butuh pengenalan akan Tuhan. Kamu harus bertumbuh dalam Firman Tuhan yang adalah surat cinta Tuhan pada kita. Tanpa firman-Nya, maka iman itu tidak akan bertumbuh.
Baca juga :
Mengapa Mereka Meninggalkan Imannya?
Sumber : Jawaban.com