Untuk beberapa kasus, gak semua anak bisa menyampaikan isi hati atau apa yang dialaminya dengan jujur kepada orangtuanya.
Ada kalanya kita berhadapan dengan anak yang cenderung menutupi masalahnya. Seolah taka da apa-apa padahal masalahnya tampak begitu serius.
Waktu anak-anak berjuang menghadapi satu masalah, entah itu bully, pelecehan, diskriminasi, atau masalah soal kondisinya sendiri, hampir pasti anak-anak
ingin menyampaikannya kepada orangtua. Tapi kebanyakan hal itu tidak disampaikan dengan kata-kata, sebaliknya melalui gerakan.
Ada 5 tanda anak sedang menghadapi masalah.
1. Lebih Suka Menyendiri
Setiap anak memang punya karakteristik yang berbeda. Ada yang
lebih periang, ada yang lebih penyepi. Tapi karakter apapun itu, orangtua perlu
peka kalau anak mungkin sedang menghadapi masalah dan mencoba menutupinya dari siapapun.
Salah satu tandanya adalah lebih memilih menyediri, sekalipun
dia memang anak yang gak suka keramaian, tapi kalau gerak-geriknya menunjukkan sesuatu yang tampak berbeda. Bisa dipastikan dia sedang bermasalah.
Solusi: Dekati anak.
Ajukan pertanyaan dengan lembut. Jika anak memang memilih untuk gak mau jujur. Cara ini bisa diulangi di hari berikutnya.
2. Terobsesi Dengan Video Game, Buku, Film yang Berkaitan dengan Kematian dan Kekerasan
Apakah anak sering menghabiskan banyak waktu membaca buku-buku, menonton film, situs web atau video game yang mengandung unsur kematian dan kekerasan?
Membaca atau menontonnya sesekali jelas berbeda dengan melakukannya
berulang kali. Hal ini bisa menandakan jika anak sedang dalam masalah yang perlu ditangani dengan serius.
Solusi: Percayalah bahwa
saat seseorang melakukan sesuatu yang tidak mengandung unsur yang baik, bisa jadi mereka sudah mengalami kecanduan. Jangan biarkan hal ini semakin merusak anak.
Ajak anak bicara baik-baik dan sampaikan bahwa semua hal berbau kematian atau kekerasan sama sekali sangat berbahaya. Jika anak mencoba melawan, buatlah kesepakatan yang jelas soal apa yang bisa dan tidak bisa dia baca, tonton atau mainkan.
Baca Juga:
Suka Bikin Orangtua Jengkel, Atasi 3 Kebiasaan Buruk Anak Pakai Cara Cerdas Ini!
Siapa Sosok yang Diidolakan Anak-anak Kita. Selebriti atau Tuhan?
3. Kebiasaan Makan Berubah
Perubahan pola makan anak yang tiba-tiba bisa jadi indikasi kalau
anak sedang mengalami sesuatu. Anak bisa makan sangat lahap atau bisa juga gak makan sama sekali.
Solusi: Tanyakan ke
anak kenapa akhir-akhir ini pola makannya tampak berubah. Bicarakan jika anak terobsesi
dengan makanan berkalori atau makanan yang tidak sehat seperti Junk Food dan Fast Food. Apa yang membuat anak mengalami perubahan pola makan seperti itu?
Bisa jadi anak sedang mengalami masalah bully karena bentuk tubuhnya yang kegemukan atau terlalu kurus.Cari tahu apa masalahnya.
4. Perubahan Kepribadian
Anak bisa saja tiba-tiba berubah. Anak bisa tiba-tiba lebih
dewasa atau lebih kekanak-kanakan dari usianya. Atau anak yang biasanya ceria malah berubah jadi pemurung.
Solusi: Cari tahu apakah
anak sedang mengalami sesuatu yang menyakitkan atau mengecewakan. Karena seseorang yang mengalami tindakan menyakitkan biasanya akan berubah dari segi sikap dan perilaku.
5. Pola Tidur Berubah
Kalau anak tampak kelelahan sepanjang waktu, tiba-tiba tidak
bisa tidur di malam hari. Atau akan yang biasanya tidur nyenyak justru suka terbangun
di tengah malam. Hal ini bisa jadi pertanda anak sedang menghadapi sesuatu yang orang lain tidak ketahui. Bisa soal kecemasan maupun depresi.
Solusi: Dampingilah
anak selama waktu tidur. Bisa jadi dia sebenarnya butuh orang untuk
menenangkannya atau membuatnya bisa terlelap. Setelah itu, tanyakan di keesokan
harinya kenapa dia tampak berubah belakangan ini. Dorong anak untuk berani menyampaikan isi hatinya tanpa menutupi apapun.
Ada beragam masalah yang bisa dihadapi anak-anak kita dalam
hidupnya. Terutama mengetahui keterbatasan orangtua dalam mengawasi anak
sepanjang hari. Bisa jadi, tanpa sepengetahuan orangtua anak menghadapi masalah
yang begitu serius sendirian. Dengan itulah orangtua perlu tetap waspada jika tiba-tiba
terjadi perubahan yang dialami anak.
Jika perubahan perilaku ini tampak begitu berbeda, akan lebih
baik melibatkan pemerhati atau dokter anak untuk memastikan masalah yang
dialaminya.