Hari ini adalah peringatan ulang tahun gereja terbesar Sumatera Utara (Sumut), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang ke 158 tahun.
Jika diibaratkan dengan usia manusia, Gereja HKBP sudah memasuki usia yang cukup panjang.
Namun sepanjang usia inilah gereja protestan yang satu ini tetap berkarya dan menyebarkan injil ke seluruh penjuru Indonesia.
Patut dibanggakan karena di usia ini, Gereja HKBP bisa
dibilang organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdatul Ulama dan
Muhammadiyah. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische
Missionsgesellschaft), yang merupakan salah satu organisasi misionaris terbesar di Jerman.
Sampai saat ini HKBP sudah memiliki 6.5 juta jemaat di
seluruh Indonesia. Lembaga keagamaan ini sendiri berpusat di Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Perkantoran HKBP sendiri dibangun di atas tanah
seluas 20 hektare dan menjadi tempat tinggal pemimpin tertinggi HKBP yang disebut dengan Ephorus.
Sejarah Panjang HKBP Masuk ke Tanah Tapanuli
Sebelumnya gereja ini dibawa oleh penginjil asal Inggris bernama Pdt. Richard Burton dan Pdt. Nathaniel M. Ward pada tahun 1824.
Tanggal 7 Oktober 1861, Gereja HKBP diresmikan oleh lembaga zending
RMG menyusul dibukanya satu daerah penginjilan baru di Batakladen atau tanah Batak.
Kemudian pada tahun 1881, lembaga penginjilan ini dipimpin
oleh seorang Ephorus bernama Ingwer Ludwig Nommensen. Melalui beragam rintangan
yang dihadapi dalam pelayanannya, Gereja HKBP perlahan-lahan berkembang di Tanah Batak.
Dia akhirnya berhasil membaptis 4 pasangan suami istri asal desa
Silindung pada tahun 1865. Tak lama kemudian jemaat gerejanya bertambah mencapai 50 orang.
Penyebaran injil semakin berkembang setelah dia membangun sebuah perkampungan yang diberi nama Desa Huta Dame di Saitnihuta.
Bertahun-tahun menjalankan misi pelayanannya, HKBP terus tumbuh dan menjadi gereja Protestan terbesar di Tanah Batak.
Baca Juga:
Jemaat Gereja Minta Calon Ephorus HKBP Tidak Lakukan Ini
Wiranto: HKBP Banyak Menempa Tokoh Besar Bangsa
Sebagaimana diketahui, HKBP mengikuti sistem keuskupan seperti
Katolik Roma, Gereja Methodist dan Anglikan. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus.
Dia dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Di
bawah Ephorus menjabat praeses, yang diberi kuasa untuk menjabat sebagai petinggi
distrik gereja. Di bawah distrik dipimpin oleh pendeta resort dan tingkat paling bawah dipimpin oleh pendeta.
Seorang pendeta HKBP dalam pelayanan mingguannya dibantu oleh
Guru Huria, Biblevrouw dan diakones. Merekalah yang melakukan tugas pelayanan gereja
secara langsung dengan jemaat.
Sementara bagi mereka yang ingin menjadi pendeta, lembaga HKBP
bahkan telah membangun pendidikan teologi khusus yang berpusat di Pematang
Siantar, Sumatera Utara. Biasanya mereka yang sudah menuntaskan pendidikan teologi
akan dipersiapkan sebagai Guru Huria dan juga menjadi pendeta. Mereka juga akan
ditempatkan sesuai dengan keputusan pemimpin pusat.