Seperti mengulang peristiwa mengerikan yang dilakukan kelompok
teroris ISIS di Suriah, beredar kabar soal tindakan kelompok ekstrimis Islam Boko Haram yang tengah mengeksekusi dua pekerja sosial Kristen di Nigeria.
Seperti diketahui, lewat sebuah video yang beredar tampak kelompok
Boko Haram tengah melakukan proses eksekusi terhadap dua pria Kristen tersebut,
yang diketahui bernama Lawrence Duna Dacighir dan Godfrey Ali Shikagham yang merupakan anggota Gereja Kristus di Bangsa-Bangsa (Church of Christ in Nations (COCIN)).
Dalam video yang diposting pada 22 September tersebut, terlihat
keduanya berlutut sementara tiga pria bertopeng yang memegang senjata berdiri
di belakang mereka. Tak lama kemudian keduanya ditembak dengan cara yang mengenaskan dari bagian belakang.
Dengan menggunakan bahasa Hausa, pria yang berada di tengah meneriakkan
bahwa mereka bersumpah untuk membunuh setiap orang Kristen yang mereka tangkap.
Dia menyebut tindakan tersebut sebagai aksi balasa dendam atas terbunuhnya saudara
seiman mereka dalam konflik agama yang terjadi di Jos, Nigeria pada tahun 2001 sampai 2008.
Dacighir dan Shikagham sendiri jadi pekerja sosial di
kamp-kamp pengungsian di Maiduguri, salah satu tempat yang terdampak parah akibat kekerasan yang dilakukan kelompok Boko Haram.
Sementara identitas kedua pria ini telah dikonfirmasi oleh seorang pendeta bernama Pendeta Pofi, yang merupakan sepupu kedua pria tersebut.
“Lawrence dan Godfrey meninggalkan Abuja ke Maiduguri untuk
mencari peluang guna memanfaatkan keterampilan mereka demi kemajuan umat manusia dan dibayar dengan nyawa mereka,” kata Pendeta Pofi.
Dia juga mengkritik pemerintah Nigeria yang seolah membiarkan para kelompok ekstimis ini berkeliaran bebas dan menyebarkan ancaman terhadap warganya.
“Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah ini adalah negara yang kita inginkan di mana para pemuda yang mencari nafkah yang jujur dibunuh secara brutal. Sementara mereka yang menculik dan membunuh orang ini diundang untuk berdialog dengan pemerintah dan dibayar mahal,” tandasnya.
Baca Juga:
Dulu Suka Ejek Yesus, Sekarang Ateis Ini Malah Bersaksi Soal Kasih Tuhan
Di Depan Anggota PBB, Donald Trump Desak Hentikan Penindasan Agama di Seluruh Negara
Lewat sepucuk surat, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) Emmanuel Ogebe dari Kelompok Hukum AS-Nigeria, menyampaikan
keprihatinannya terhadap pemerintah Nigeria yang tidak melakukan tindakan tegas terkait pembunuhan mengerikan tersebut.
“Lawrence dan Godfrey..menggunakan keterampilan mereka untuk
menyediakan kebutuhan mendasar manusia untuk berlindung kepada orang lain ketika
mereka dibunuh. Yang kami hormati, kami ingin menarik perhatian mendesak Anda
pada fakta yang diambil bersama dengan pelaksanaan pekerja sosial Hauwa Liman
(ICRC), jumlah pekerja sosial yang tercatat dibantai oleh teroris di Nigeria selama satu dekade terakhir adalah 40 orang,” tulis Ogebe dalam suratnya.
Dia juga menegaskan bahwa pembunuhan terhadap dua pria
Kristen tersebut adalah eksekusi pertama Boko Haram. Sementara organisasi bantuan
sosial internasional Action Againts Hunger juga terlah melaporkan bahwa salah
satu pekerjanya yang diculik pada bulan Juli lalu juga diduga telah dieksekusi dengan cara yang sama.
Karena itu, Ogebe mendesak sekretaris jenderal AS untuk
mendapatkan jaminan dari Presiden Nigeria Muhammadu Buhari untuk segera membebaskan
para sanderaan Boko Haram sebelum Hari Kemerdekaan negara itu pada 1 Oktober lalu.
“Kami mendesak sekretaris jenderal untuk mengingatkan Presiden
Buhari tentang kewajiban Nigeria di bawah hukum humaniter internasional untuk
menegosiasikan perlindungan pekerja sosial dan warga sipil yang tidak berperang dalam dialognya dengan BH/ISWAP (Boko Haram/ Negara Islam di Provinsi Afrika Barat).
Seperti catatan Open Doors pada tahun 2019, Nigeria berada di
peringkat 12 tertinggi di dunia sebagai negara yang melakukan penganiayaan terhadap
orang Kristen.
Mari terus berikan dukungan doa untuk negara-negara paling rawan bagi orang
Kristen ini. Biar kedaulatan Tuhanlah yang terjadi atas negara-negara ini dan setiap
orang percaya diberikan perlindungan.