John Cooper, vokalis band Kristen Skillet mengaku cemas atas banyakanya orang-orang terkemuka Kristen yang menyampaikan untuk meninggalkan imannya.
Seperti diketahui, beberapa minggu belakangan mantan pendeta dan
penulis buku laris Joshua Harris mengumumkan di media sosial bahwa dirinya tak lagi
menjadi seorang Kristen. Menyusul hal itu, penulis lagu Hillsong Marty Sampson juga menyampaikan pengumuman serupa bahwa dia sedang mengalami proses kehilangan iman.
Meskipun, dia memperingatkan supaya orang Kristen tidak menghakimi.
Karena itu penting untuk menyampaikan pesan bahwa orang Kristen perlu memegang komitmen
sebagai pengikut Tuhan, baik dalam kesetiaan, persahabatan dan pertanggungjawabannya kepada Tuhan.
Dia juga meminta semua orang Kristen untuk berhenti untuk memuji
secara berlebihan para pemimpin ibadah dan pemuka agama atau influencer dan orang-orang percaya yang kelihatan keren.
“Kita berada di tempat yang berbahaya dimana gereja mencari penyembah
berusia 20 tahun sebagai sumber kebenaran kita. Kita sekarang punya budaya gereja
yang belajar siapa Allah dari menyanyikan lagu-lagu pujian modern daripada belajar firman Tuhan,” ucap Cooper.
Dia juga menyinggung tentang banyak sekali band-band rohani Kristen yang menulis lagu dengan lirik yang kurang relevan dengan Alkitab.
“Banyak orang Kristen saat ini, para artis merilis hal-hal yang
saat membaca liriknya, aku seperti. ‘Aku kagum melihat banyak orang yang bermasalah
dengan lirik lagu Skillet’ Ada beberapa lagu yang kamu nyanyikan di gereja hari
ini. Aku tak berpikir hal itu benar-benar akurat. Tidak terlalu keras tapi aku yakin
100% bahwa kasih Tuhan sama sekali tidak sembrono dalam cara apapun. Aku tidak percaya kami menyanyikannya di gereja, tapi kami melakukannya!” jelasnya.
Dalam membuat sebuah lirik lagu, kata Cooper, seorang seniman
bisa saja hanya menuangkan emosi dan perasaannya dan bukan kebenaran yang sesuai dengan Alkitab.
“Mereka (para penulis lagu) pandai mengkomunikasikan emosi
dan perasaan, tapi mereka tidak selalu orang terbaik yang menulis kebenaran dan doktrin Alkitab yang solid,” ucapnya.
Supaya kasus yang sama tak lagi terjadi di kalangan Kristen,
dia menyarankan orang Kristen untuk menghargai pengajaran firman dibandingkan hanya
mengandalkan perasaan saja. Karena kebenaran selalu harus menang atas perasaan.
“Apakah mengherankan bahwa beberapa pemimpin Kristen kita yang
tak lagi percaya melepaskan kebenaran mutlak Alkitab dan kemudian hidup mereka berantakan?
Mereka akan semakin jauh tenggelam di lautan sambil berteriak ‘sekarang aku sudah
menemukan kebenaran! Ikuti aku!! Saudara seimanku, aku mohon, carilah kebenaran
sesuai dengan injil. Jangan menemukan cara kreatif lain untuk membentuk
kata-kata Tuhan ke dalam citra budaya kita dengan menahan kebenaran yang tidak
nyaman. Mari berpegang teguh kepada jangkar Firman Allah yang hidup,” jelasnya.