Penolakan besar-besaran harus dialami oleh pihak Gereja Santa Clara Bekasi pada Jumat, 24 Maret 2017 silam.
Gereja yang beralamat di Jalan Raya, Kaliabang, Harapan Baru,
Bekasi Utara ini ditolak karena dibangun di daerah yang notabene ditinggali mayoritas
Muslim. Selain itu, gereja juga dituduh tidak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang resmi.
Padahal, faktanya pihak gereja sudah menegaskan bahwa IMB gereja sudah ada.
Setelah menghadapi penolakan, gereja sempat ditutup dan tidak diijinkan untuk digunakan.
Namun, melalui bantuan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, diapun
berjanji untuk memastikan gereja tetap bisa beroperasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya Gereja Santa Clara Bekasi resmi digunakan sebagai tempat ibadah pada Minggu, 11 Agustus 2019.
Peresmian gereja bahkan dihadiri langsung oleh Wali Kota Rahmat
Effendi sendiri. Didampingi oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Iganisius Jonan.
“Setelah mengalami perjuangan yang panjang, peresmian hari
ini merupakan kegembiraan umat yang nyaris sempurna. Kita bahagia luar biasa sekali,” kata Eman Dapaloka, anggota Dewan Paroki Santa Clara.
Dari data yang didapatkan, Paroki Santa Clara Bekasi memang
sudah ada sejak 21 tahun lalu. Jemaatnya pun sudah mencapai 9000 orang. Selama belum
punya gedung sendiri, jemaat melakukan ibadah di ruko Perumahan Wisma Asri, Bekasi Utara.
Karena pertumbuhan jemaat yang semakin besar, pihak gereja pun
memutuskan untuk membangun gereja sendiri. Lewat proses panjang mengurusan ijin,
Gereja Santa Clara Bekasi pun dibangun. Tapi sayang, di tengah proses
pembangunan pihak gereja dihadang oleh sekelompok orang yang tak terima dengan keberadaan gereja.
Sementara IMB diakui sudah dikantongi sejak 28 Juli 2015 silam, yang dikeluarkan oleh Rahmat Effendi sendiri.
Baca Juga:
3 Fakta di Balik Penolakan Gereja Santa Clara Bekasi
Perizinan Gereja Santa Clara Bekasi Sudah Sesuai Ketentuan
Perjuangan untuk mendapatkan hak beribadah di gedung sendiri akhirnya
membuahkan hasil. Kini, jemaat Gereja Santa Clara bisa beribadah dengan nyaman setiap minggu tanpa harus dihantui rasa takut dihadang oleh warga.
Karena itulah Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan terima kasih atas jasa Wali Kota kepada Gereja Santa Clara.
“Saya mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Wali Kota
karena telah memberikan izin sehingga pembangunan bisa dilakukan dan selesai. Tanpa
bantuan dari pemkot tokoh agama, TNI, Polri, pembangunan ini tidak akan berhasil,”
kata Ignatius.
Dia juga menyampaikan pesan kepada semua jemaat gereja untuk
selalu berbuat baik kepada sesama.