Ketika Isteri Cerewet dan Dominan Dalam Pernikahan, Boleh Atau Tidak? Isteri Harus Tahu!
Naomii Simbolon Official Writer
Isteri kamu cerewet ? Jangan terlalu diambil pusing, toh
kalau capek mereka akan berhenti sendiri kok.
Tapi gimana kalau cerewetnya diikuti dengan ngatur sana-ngatur sini, bahkan semua harus melalui persetuannya? Wah...repot kalau gini!
Memang, memiliki isteri yang suka mengatur mau
tidak mau akan membuat suami 'gerah'. Wajar karena posisi suami sebagai
kepala rumah tangga, yang memiliki tampuk kekuasaan tertinggi yang kini rasanya
disaingi oleh istri.
Isteri yang berperilaku dominan memang tidak
bagus. Namun bukan berarti menyalahi aturan tumah tangga. Karena dalam rumah
tangga sudah pasti diperlukan keseimbangan. Suami-isteri harus saling berbagi
peran sekaligus harus bisa fleksibel dalam urusan keluarga. Sehingga jika salah
satu pasangan mengalami 'kelumpuhan' maka pasangannya bisa mengambil alih
tugas.
Dengan demikian dominasi bisa menjadi bermanfaat
di saat genting. Jadi, itu sebabnya isteri yang berprilaku dominan nggak bisa
selalu diartikan dengan hal negatif. Jika
suami merasa bahwa daerah kekuasaannya tidak diganggu maka dominasi akan bisa
ditoleransi.
Agar terhindar dari dominasi, sebaiknya suami
isteri harus saling mengisi dan menghargai. Membuat komitmen atau kesepakatan,
kemudian meninjau ulang komitmen yang pernah terucap sebagai bentuk penyadaran diri.
Sebagai suami - isteri seharusnya kita hidup dalam prinsip seperti
satu paket yang saling melengkapi baik saat sulit maupun senang. Dengan
demikian tidak ada rasa terjajah dan menjajah karena masing-masing sadar dengan kemampuan dan keterbatasannya
ARTIKEL TERKAIT :
Terdorong Ingin Berselingkuh? Hadapi Godaan Demi Keutuhan Pernikahan Dengan Cara Ini!
Lantas, apakah isteri yang dominan itu boleh?
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa sistem budaya
kita masih menganut budaya yang memisahkan tugas antara domestik dengan
eksternal. Isteri di tuntut untuk 'mendominasi' pekerjaan rumah tangga seperti
membersihkan dan merapikan rumah dan mengurus anak. Sementara suami berwenang
memberi nafkah sekaligus penentu kebijakan di luar rumah.
Namun, tradisi klasik itu mulai bergeser seiring
perkembangan jaman. Sekarang ini, kesempatan perempuan untuk maju sangat terbuka
dengan lebar. Perempuan mampu mencari nafkah sendiri sekaligus mahir untuk
urusan domestik.
Sayangnya, tidak semua kaum laki-laki sadar benar akan kemampuan perempuan untuk yang menjadi 'super women'.
Masih banyak, para suami yang masih menganggap bahwa
perempuan hanya boleh mendominasi untuk urusan rumah tangga saja. Tidak usah
masuk wilayah laki-laki, seperti mampu untuk mengambil keputusan eksternal rumah tangga atau mahir untuk urusan sosialisasi dengan teman kantor.
Hal seperti itu memang seharusnya tidak perlu terjadi,
karena sebagai 'satu paket' yang melengkapi dan menghargai, kita ini dituntut
untuk bisa mengambil alih pekerjaan di saat pasangan tidak bisa melakukan. Itu
artinya suami secara tidak langsung harus bisa mengerjakan urusan domestik dan
isteri juga mampu untuk memberikan suara saat suami sedang mengambil kewenangan.
Dengan demikian kinerja keluarga yang ideal bisa tercipta lewat saling memberi
kesempatan dan penghargaan.
Namun bukan juga suatu hal yang salah bila
terjadi dominasi. Jika isteri mahir untuk urusan domestik begitupun sebaliknya pada suami, bukankah dengan spesialisasi akan membuat hasil menjadi maksimal?
Iya, memang ada sisi negatifnya. Itu sebabnya dibutuhkan
kasih di dalam. Jangan lantas marah jika suatu saat terjadi take over pekerjaan
dengan hasil yang tidak memuaskan. Bukankah memang dominasi di biarkan berjalan
dalam rumah tangga tanpa ada yang mengeluh dan itu artinya sudah ada dalam kesepakatan kerja suami-isteri, ya kan?
Tetapi jika isteri kamu mendominasi dengan cara yang keterlaluan
tanpa menghargai dan menghormati kamu sebagai mana Firman Allah, maka cobalah lakukan hal ini :
- Beritahu
kepada isterimu kalau kamu terganggu dengan sikapnya yang berlebihan. Katakan
dengan sopan dan hormati dia. Bicara dengan lembut sehingga posisi kamu sebagai
suami yang menjadi imam yang penuh kasih menjadi lebih menonjol. Maka dia pasti mendengarkan kamu!
- Beri penjelasan dengan bahasa menyenangkan dan sederhana sesuaI dengan Firman Allah
- Ingatkan kembali tentang komitmen awal pembagian tugas atau sistem kerja yang diinginkan sewaktu kali pertama menikah.
- Jika
tidak mempan juga, lakukan usaha persuasif. Jangan lupa untuk membuat aturan
main baru yang bisa menciptakan suasana menyenangkan baik untuk suami maupun isteri.
Berdoa juga buat isterimu ya, dan minta tolonglah ke
perkumpulan ibu-ibu digerejamu untuk mengajak isterimu ngobrol atau bergabung
dengan mereka, sehingga isterimu mendengar firman Allah dan bisa berubah seiring waktu.
Lantas,
apakah kamu memiliki pergumulan atau masalah hidup lainnya serta rindu pertolongan dari Tuhan, yuk hubungi
Sahabat24 sekarang juga di SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224 dan 0811
9914 240 bisa juga email ke [email protected] atau lewat Live Chat dengan KLIK DISINI.
Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1