Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak semua umat
beragama baik pemilih, kontestan, penyelenggara dan pengawas untuk hidup dalam damai.
KWI prihatin karena sampai saat ini kehidupan masyarakat belum kembali bersatu sebagai dampak dari pilihan politik yang berbeda-beda serta adanya ketidakpuasan terhadap proses dan hasil rekapitulasi Pemilu.
Baca Juga :
Jokowi Terpilih Lagi, Apa Umat Kristen Masih Akan Sulit Dirikan Rumah Ibadah?
KWI dan PGI Sepakat Supaya Urusan Sekolah Minggu Jadi Tugas Gereja
Ajakan damai ini disampaikan lewat surat pernyataan resmi yang
diberi judul ‘Mari Menjaga Persautuan Dalam Perbedaan’ pada Kamis, 23 Mei 2019.
Pernyataan ini ditandatangani langsung oleh Mgr. Vincentius Sensi Potokota (Ketua) dan Rm. PC. Siswantoko, Pr (Sekretaris).
Berikut 5 pesan yang disampaikan KWI:
1. Kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang telah menyelenggarakan dan
mengawasi jalannya pesta demokrasi pada tahun ini. Kami juga turut berdukacita
dan prihatin untuk para petugas KPPS yang meninggal dan menderita sakit. Mereka
adalah para pahlawan demokrasi yang mengabdi dengan tulus dan penuh totalitas.
Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan mereka yang sakit segera sembuh.
2. Kami
mengecam berbagai bentuk kekerasan yang mengarah pada tindakan anarkistis.
Semua elemen bangsa, hendaknya tetap mengedepankan cara-cara damai dalam
menyalurkan aspirasi, mengungkapkan kekecewaan, dan menyelesaikan berbagai perselisihan terkait dengan Pemilu.
Penggunaan
kekerasan tidak hanya menciderai nilai-nilai demokrasi tetapi juga bertentangan
dengan kepribadian bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi kerukunan dan persaudaraan dalam perbedaan.
3. Kami
mengajak semua pihak untuk menghormati dan mental konstitusi. Konstitusi
sebagai payung bersama dalam hidup berbangsa telah menjamin setiap warga negara
untuk mendapatkan keadilan, termasuk jika terjadi ketidakpuasan dan persengketaan dalam Pemilu.
Oleh karena
itu, hukum sebagai panglima di negeri ini harus benar benar dapat memberikan
rasa keadilan bagi masyarakat. Masyarakat juga harus percaya dengan aparat penegak hukum sambil ikut mengawasinya dengan cara-cara yang beradab.
4. Kami
berharap para elit politik, tokoh agama dan masyarakat turut terlibat aktif
dalam menciptakan suasana tenang dan damai dengan memberikan pencerahan yang
mendorong terwujudnya rekonsiliasi sosial dan seruan-seruan yang menyejukkan
sehingga masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh ajakan serta
hasutan untuk melakukan kekerasan. Para tokoh tersebut tidak hanya menjadi
pemimpin tetapi juga menjadi penjaga nilai-nilai moral, etika, dan jati diri bangsa.
5. Kami
mengajak semua masyarakat tetap bergandengan tangan dan waspada terhadap
kekuatan-kekuatan, orang-roang atau pihak-pihak yang dengan sengaja ingin
memanfaatkan situasi sosial-politik saat ini untuk tujuan tertentu yang bertentangan dengan Pancasila dan demokrasi.
TNI dan
Polri dengan sekuat tenaga telah menjaga masyarakat agar tetap merasa damai dan
mempertahankan keutuhan NKRI. Sudah semestinya juga, masyarakat secara sukarela
ikut menjaga lingkungan dan tempat ibadah masing-masing sehingga dapat mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
Demikian pesan adem yang disampaikan oleh KWI. Dan tentunya kita
berharap Indonesia akan selalu dipenuhi dengan persatuan, kesatuan dan kedamaian
ya.