Dalam ajaran agama manapun, kita selalu diajarkan untuk berpikiran
yang benar dan positif. Hal ini bukan hanya jadi cerminan kalau kita adalah sosok
yang religius. Tapi berpikiran positif juga rupanya punya keuntungan bagi kesehatan loh!
Lebih dari manfaat saat kita tertawa membaca meme lucu yang
di posting di sosial media. Berpikiran positif juga bisa menyelamatkan seseorang dari depresi loh!
Mari belajar lebih banyak soal hal ini.
Berpikiran positif adalah tentang memiliki sudut pandang yang
terbuka dan optimis. Pikiran positif berguna untuk membersihkan pikiran-pikiran
yang buruk dari dalam otak. Bisa dibilang saat seseorang berpikiran positif dia
mencoba untuk melihat segala situasi yang terjadi di sekitarnya dari perspektif yang lebih baik.
Misalnya, waktu kamu stress karena beban kerja kamu bisa mengubah
situasi itu dengan mengambil napas dalam-dalam, mempertimbangkan apa yang sudah
dicapai dan berkata pada diri sendiri kalau kamu bisa menyelesaikan pekerjaan itu sebaik mungkin.
Dengan mengubah pola pikir akan membuat seseorang merasa lebih baik dan mengalami peningkatan kesehatan.
Penelitian menunjukkan kalau berpikir positif adalah cara yang
sangat penting dan manjur untuk meningkatkan suasana hati, kesehatan fisik, meningkatkan
energi, konsentrasi, produktivitas dan sebagainya. Selain itu mereka yang
berpikiran positif juga ditemukan lebih baik dalam pemecahan suatu masalah. Mereka juga lebih ulet, kreatif, dan hidup lebih sehat.
Untuk mengubah pola pikir menjadi positif, para ahli menyarankan untuk melakukan beberapa hal ini:
1. Membangun skill
Menjadi pribadi yang positif gak semudah bangun tidur dan langsung
punya pikiran positif. Pikiran positif harus dilatih dan dibiasakan. Hal ini terbukti
pada orang-orang yang melakukan latihan meditasi dalam 30 menit setiap hari
selama 2 minggu yang ternyata berguna untuk mengatur sirkulasi otak yang berperan untuk mengendalikan emosi positif.
2. Melakukan kebaikan
Salah satu strategi paling ampuh untuk menghasilkan pikiran positif
adalah melakukan kebaikan kepada orang lain. Kamu bisa membantu seorang nenek menyeberang
di jalan, atau membukakan pintu lift untuk seseorang, menuliskan kata-kata penyemangat di pagi hari untuk rekan kerja dan kebaikan lainnya.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan kalau melakukan tindakan kebaikan
sangat efektif dalam meningkatkan kebahagiaan. Jadi, alih-alih hanya melakukan kesenangan
untuk diri sendiri, cobalah untuk jadi sukarelawan. Karena semakin banyak kita membantu orang lain maka semakin baik pula perasaan yang kita rasakan.
3. Murahlah tersenyum
Cara paling sederhana untuk jadi pribadi yang positif adalah tersenyum. Kamu gak perlu bayar hanya untuk tersenyum saja bukan?
Sebuah studi tahun 2012 dari Universitas Kansas menemukan kalau
tersenyum mengurangi stress. Dan penelitian lain menunjukkan kalau tersenyum itu adalah hal yang menular.
“Kalau kamu sedang dalam suasana hati yang buruk, tapi saat kamu pergi bekerja dan tersenyum dan memperlakukan rekan kerjamu dengan baik, respon positif mereka akan perlahan-lahan mampu mengubah suasana hati Anda sehingga Anda benar-benar berada di tempat yang lebih baik,” ucap peneliti Noulas.
Baca Juga :
Berjuang Hadapi Kanker, Penulis Kristen Joni Tada Andalkan Ayat Alkitab Ini Untuk Sembuh
6 Mitos Soal Kanker Darah yang Diidap Ani Yudhoyono
4. Pelihara hubunganmu
Berada dekat dengan orang-orang adalah cara untuk menumbuhkan
pikiran positif. Seseorang yang punya banyak waktu melakukan hal-hal positif bersama keluarga akan jadi pribadi yang jauh lebih positif.
Selain itu, seseorang yang memiliki hubungan yang baik dengan
orang lain bisa mengalami perubahan sikap walau hanya mendapatkan pesan singkat.
5. Jaga sikap dan perlakuan terhadap orang lain
Sebelum bersikap kepada orang lain, bayangkan kalau kamu
berada dalam situasinya. Apa yang seharusnya kamu sampaikan? Bagaimana seharusnya kamu menyampaikan sesuatu? Hal ini bisa mempengaruhi pola pikirmu.
Sebagai manusia, kita pastilah pernah merasa marah dan kasar.
Tapi tempatkanlah sikap-sikap yang menguras tenaga dan pikiran itu sesuai dengan tempatnya.
“Kadang-kadang Anda perlu marah karena Anda melihat
ketidakadilan, dan itu membuat Anda mengambil tindakan,” ucap Sonja Lyunomirsky, Ph.D, profesor dan wakil ketua prikologi di Universitas California, Riverside.
Seseorang harus mampu membedakan fungsi
emosi dan reaksi yang tidak produktif, seperti marah-marah di jalan. Saat mulai
marah-marah, Sonja menyarankan untuk bisa mengontrol diri.
Gak ada hal negatif yang menguntungkan diri kita, begitu juga
dengan pikiran negatif. Jadi, supaya hidupmu jauh lebih sehat dan tenang,
latihlah dirimu untuk mengembangkan pikiran positif.