Sadar gak
sih, semakin ke sini kamu justru lebih banyak habiskan uang hanya buat makan aja?
Dua temanmu
mengaku boros belakangan ini karena tiap hari duitnya habis buat beli makan
lewat aplikasi online. Seenggaknya beli dua kali sehari dengan harga seporsi Rp.
25.000 – 35.000 sudah menghabiskan biaya lebih kurang Rp 70.000. Hanya dalam sehari loh! Kalau dikalikan seminggu Rp. 70.000 x 7 = Rp 490.000.
Bayangkan aja, pengeluaran hanya dalam seminggu aja buat makan udah hampir 500 ribu.
Ya. Gaya hidup
generasi millennial memang sudah berubah. Kehadiran teknologi membuat setiap orang
mengalami kemudahan, termasuk dalam hal pola makan. Kehadiran aplikasi delivery order semacam GoFood atau
GrabFood membuat kaum millennial yang mager (malas gerak) hanya perlu membeli yang mereka butuh lewat ponsel. Soal harga? Kebanyakan malah gak ambil pusing.
Belum lagi godaan
dari beragam promo yang ditawarkan di aplikasi online lainnya. Semacam OVO atau
Gopay yang sudah banyak kerja sama dengan berbagai bidang usaha kuliner dan resto.
Dengan iming-iming cash back dan promo
discount sekian persen, anak muda dengan
gampangnya luluh tergoda. Kebanyakan diantaranya mulai hang out bareng teman ke
luar, makan di salah satu resto yang lumayan mahal, minum kopi seharga dua kali makan dan sebagainya.
Gak heran kalau
generasi yang lahir tahun 1980-2000-an menghadapi masalah terbesar dalam hal menabung.
Mereka kewalahan menyisihkan tabungan bulanan lantaran besarnya pengeluaran akibat pola makan mereka.
Sementara kebiasaan
jajan online ini sulit dihentikan lantaran kebanyakan kaum millennial lajang terlalu
sibuk dengan pekerjaan dan malas untuk memasak. Apalagi kebanyakan diantaranya mengaku tak punya minat untuk memasak di dapur.
Lalu apa sih yang bisa dilakukan supaya pengeluaran untuk makan bisa ditekan?
1.Yang pasti kaum millennial perlu mengatur keuangan. Ada tiga pola pengaturan uang yang
bisa kamu lakukan yaitu 10, 20 dan 30. Artinya, kamu bisa mengalokasikan uang sebesar
10%, 20% dan 30% untuk hal yang paling penting, Seperti, 10% untuk beramal (perpuluhan), 20% untuk asuransi dan 30% untuk tabungan.
2. Kontrol diri dari berbagai godaan. Hal lain yang lebih penting adalah mampu mengontrol
diri. Kalau memang sudah mengatur arus pengeluaran keuanganmu, itu artinya dibutuhkan
kontrol diri dari berbagai godaan. Entah godaan jajan online atau tergiur dengan promo-promo yang ada.
3. Jangan tergoda top up aplikasi online. Misalnya, OVO yang menawarkan beragam
potongan tentu saja akan membuat kita tergiur untuk top up. Akibatnya, kita akan
kecanduan dan bakal pengen ngisi terus. Atau semisal top up Gopay kita masih banyak, pasti hasrat untuk jajan atau belanja online akan jauh lebih besar.
4. Motivasi diri buat masak sendiri. Gimana pun masak sendiri itu jauh lebih sehat dan
tentu saja jauh lebih hemat. Kalau ada yang bilang masak justru bikin boros. Berarti
ada yang salah dengan cara belanjanya. Tentu saja kamu juga harus lebih cerdas dalam
belanja. Misalnya, belanja bahan kebutuhan masak di pasar yang harganya jauh
lebih murah daripada di supermarket atau mall.
Kalau pengen
hemat dan bisa nabung, kaum millennial harus bisa memutus mata rantai kebiasaan
boros yang gak sehat dari sekarang. Karena biaya kebutuhan bakal jauh lebih mahal
ke depan, maka kaum millennial harus lebih cerdas dalam menggunakan uang.