Sejak dilemparkan dari
surga ke dunia, iblis telah mengubah medan dimana ia berada sekarang agar
sesuai dengan tujuannya. 1 Yohanes 5:19 menyatakan “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.”
Iblis menguasai dunia ini
dengan cara yang sangat “cantik”. Sampai-sampai, manusia jadi tidak sadar bahwa
mereka sedang berada di dalam kekuasaannya. Lewat tipuan-tipuan yang
dilemparkannya ke dalam pikiran manusia tentang Tuhan, seks, pernikahan, uang,
dan banyak hal lain, iblis mencoba membuat kita tidak bisa memenuhi rancangan Tuhan sebagaimana mestinya.
Berikut adalah sejumlah
kebohongan iblis tentang pernikahan dan telah melekat sebagai kebudayaan di dunia sejak bertahun-tahun yang lalu:
1. Pernikahan adalah sebuah kontrak
Setuju atau tidak, tetapi
sebagian orang di dunia ini telah mengadopsi pandangan kontrak tentang
pernikahan sebagai kewajiban hukum. Seperti dalam kontrak apa pun, dua pihak
sepakat untuk memenuhi bagian mereka dari perjanjian. Jika salah satu pihak
melanggar kontrak atau melanggar aspek kunci dari itu, seluruh kontrak adalah batal demi hukum.
2. Pernikahan lebih membutuhkan kemampuan multitasking daripada fokus
Sebagai orang yang telah
menikah dan juga memiliki kesibukan di luar rumah maka kedua belah pihak dituntut
untuk dapat multitasking. Suami atau
istri harus bisa mengerjakan banyak tugas secara bersamaan dengan kualitas
fokus yang sama. Ini bukanlah suatu pilihan, tetapi kemestian yang tidak dapat diganggu gugat.
3. Cinta romantika bisa melengkapi kita
Sejumlah film drama cinta
banyak menampilkan sisi-sisi cinta yang menonjolkan romantisme. Jika kita
mengasihi seseorang maka kita perlu melakukan hal-hal yang menunjukkan kita
benar mengasihinya. Memberi bunga mawar, membacakan puisi, menyanyikan lagu
spesial, adalah beberapa contohnya. Apabila ini tidak ada maka semua pernyataan cinta, sayang kepada orang tersebut belumlah lengkap.
Jika semua di atas adalah
dusta yang dibuat oleh iblis, lalu manakah yang benarnya? Berikut adalah kebenaran dari surga tentang pernikahan:
1. Pernikahan adalah perjanjian
Perjanjian di sini
bukanlah sekedar perjanjian berdasarkan kontrak, tetapi ini adalah perjanjian yang
tidak bisa dibatalkan oleh salah satu pihak saja. Dalam iman Kristen, ikrar nikah
di saat pemberkatan bukanlah ditujukan hanya kepada pasangan, tetapi juga kepada Allah.
Lalu bagaimana jika
pasangan kita melakukan pengkhianatan atau kesalahan? Kolose 3:13 menjadi dasar untuk kita melepaskan pengampunan kepada pasangan kita.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Baca Juga: Penulis Top Buku Kristen Ini Bagikan Kisah Hidupnya Dibebaskan Dari Pornografi. Wow Banget
2. Pernikahan membutuhkan Fokus
Dalam Kekristenan, para
pengikut diajarkan untuk menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan
kita, mencintai tanpa syarat, dan menawarkan perhatian yang tidak terbagi. Hal
ini bisa dilakukan bila kita mau mengambil sikap diam di saat orang lain sedang membutuhkan kita.
Diam di sini bukanlah
karena kita takut untuk berdebat, tetapi kita menaruh penghargaan tinggi kepada
pasangan kita. Mendengarkan apa yang ingin ia hendak sampaikan, menolong dirinya untuk merasakan keamanan berada di kita.
3. Hanya Tuhan yang dapat mengisi / memenuhinya
Sebanyak apapun perhatian
dan tindakan romantis yang kita lakukan kepada pasangan maka pasangan kita
tidak akan pernah merasa penuh/cukup. Mengapa? Karena memang hanya Tuhan saja
yang dapat mengisi ruang tersebut. Hanya dengan mengalami penuh kasih-Nya yang membuat kita benar-bisa mengasihi orang lain.
Iblis mungkin tidak akan lelah untuk memperdaya kita – anak-anakNya – lewat kebudayaan dunia. Ia akan selalu berusaha untuk membuat pernikahan orang-orang percaya hancur dan tidak dapat memenuhi panggilan Tuhan. Namun, selama pernikahan kita mencerminkan nilai-nilai ilahi, kita akan menang. Rumah tangga yang kita bangun bersama-sama dengan pasangan kita bakal kuat, bahagia, dan bisa menggenapi visi-Nya.
Sumber : crosswalk.com