Ibarat seorang monster jahat, iri
hati bisa menjadikan kita jadi semakin jauh dari Tuhan. Masalahnya, iri hati
ini sering terjadi tanpa kita sadari. Misalnya saja, ketika kita melihat orang
yang sering mengunggah foto jalan-jalan ke Eropa di Instagram, tanpa sadar kita
jadi bilang, "Kok hidup orang ini enak banget sih. Aku juga mau dong seperti dia."
Wikipedia mencatat bahwa iri hati
yang juga sering disebut sebagai dengki atau hasad merupakan sebuah emosi yang
tidak senang atas keunggulan atau hal yang dimiliki oleh orang lain. Setiap kita bisa terjerat
oleh perasaan iri hati. Raja Saul juga larut dalam iri hati ketika pujian yang diterima oleh Daud lebih banyak daripada pujian yang diterimanya.
“Saul membunuh beribu-ribu musuh, tetapi Daud
berpuluh-puluh ribu” (1Sam. 18:7 BIS). Saul menjadi sangat marah dan “sejak
hari itu ia iri hati kepada Daud” (ay.9 BIS). Saul sangat murka karena hal ini, sehingga ia berusaha untuk membunuh Daud.
Biasanya, iri hati datang dari tindakan kita
yang suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Padahal setiap kita
sudah diberi berkat oleh Tuhan. Dalam Efesus 4:20-24, kita diajarkan untuk menyikapi iri hati ini.
“Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia
menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan
kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan n manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh
nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan
mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
1. Yonatan dan Daud, mengubah perasaan iri hati dengan kasih
Kita pasti tidak asing dengan cerita dari Daud
dan Yonatan. Kalau kita lihat kembali, Yonatan selalu punya celah untuk
bersikap iri hati pada sahabatnya, Daud. Yonatan adalah anak tertua dari Saul,
dimana seharusnya ialah yang menjadi raja berikutnya. Namun, ia tahu betul kalau Tuhan sudah memilih Daud untuk menjadi raja Israel berikutnya.
1 Samuel 18:1, "Ketika Daud habis
berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan
mengasihi dia seperti jiwanya sendiri." Yonatan mengasihi Daud sebagai
jiwanya sendiri. Bahkan ketika ada kesempatan baginya untuk bertindak sebagai musuh Daud, ia malah memilih untuk melindungi Daud.
Kasih adalah obat yang paling manjur untuk
menghilangkan rasa iri hati. Kisah Daud dan Yonatan ini adalah contohnya.
Contohlah sikap Yonatan ini dengan menunjukkan kasih dan bersyukur atas
keberhasilan dari orang yang kepadanya kita sering bersikap iri hati, juga meminta Tuhan untuk terus menyertai kesuksesan dari orang tersebut
2. Kain dan Habel yang ajari untuk gantikan iri hati dengan ketekunan
Ketekunan dan sikap iri hati bukanlah sesuatu
yang dengan mudah bisa berjalan berdampingan. Ketekunan menciptakan sikap yang
produktif, sementara iri hati cenderung merusaknya. Ketika melihat ada orang
lain yang dinilai 'lebih', kita akan cenderung melihat rendah orang tersebut, bukannya memotivasi agar kita bisa menjadi setara dengan mereka.
Masih ingat marahnya Kain karena hanya
pengorbanan Habel yang diterima oleh Tuhan? Ketika Tuhan menghardik Kain, Ia
memberi sebuah nasihat klasik yang pasti sering kita dengar dari orang tua
kita: Kejadian 4:6-7, "Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu
panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat
baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Belajar dari kisah Kain dan Habel, iri hati
juga sering terjadi saat kita mendapati orang lain mencapai sesuatu yang tidak bisa kita capai.
Ketika ada orang yang jauh lebih sukses dari
kita, cobalah ambil waktu sejenak untuk melinik kembali orang tersebut. Ada
berapa harga yang harus ia bayar untuk sampai di titik tersebut. Mungkin kita
masih berada di titik tersebut karena memang belum punya wadah yang cukup untuk menerima pencapaian tersebut.
Dalam prakteknya, sebuah ketekunan dapat
menjadi sebuah senjata untuk memerangi sikap iri hati. Cintailah Tuhan melalui
pekerjaan kita, apapun yang kita lakukan. Sebab Tuhan sendiri mau kita bekerja untuk Tuhan, bukan sekedar untuk manusia.
Untuk 2 poin lainnya, tunggu artikel
selanjutnya, yaa..
Sumber : crosswalk