Belakangan ini, kata homoseksual
atau LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) rasanya nggak asing lagi di
telinga kita. Bahkan, mungkin beberapa dari antara teman kita ambil bagian
dalam komunitas tersebut. Bagaimana pun, hal ini merupakan tugas bagi kita
sebagai orang percaya untuk bisa ikut merangkul dan sekaligus memberitakan kebenarannya.
Lantas, bagaimana ya kita menanggapi mereka yang sudah terlanjur ambil bagian dari komunitas LGBT ini?
Lewat meme-meme yang diunggah melalui akun
media sosial, Pastor Christofer Tapiheru mengajak orang banyak untuk mengetahui
kebenaran firman Tuhan. Kali ini, bersama dengan Pastor Christo, panggilan
akrabnya, kita akan membahas mengenai bagaimana menyikapi atau meresponi ketika ada orang di sekitar kita terlibat dalam LGBT ini.
1. Ikuti teladan Kristus
Pastor Christo mengajak kita harus bersikap sebagaimana
Kristus bersikap, sebab Kristus penuh kasih karunia dan kebenaran (Yohanes
1:14). "Cinta sejati bukan hanya menerima apa adanya, tapi juga tidak akan
pernah membiarkan terus apa adanya," ungkap kakak dari penyanyi Gamaliel dan Audrey Tapiheru ini.
Sebagai sesama, kita harus bisa berupaya untuk
memberitahukan kesalahan dan bersama-sama berjuang dalam melawan kesalahan
tersebut. Kita harus bisa menerima orang tersebut apa adanya, tetapi di sisi
yang lain, kita harus bisa memberikan teguran kalau tindakannya ini adalah salah.
2. Dalam mengasihi pasti ada konsekuensi
Ketika kita mengasihi seseorang, pasti ada
konsekuensi yang harus juga dijalani. Misalnya, ketika kita melayani
orang-orang yang sakit, maka kita akan cenderung takut tertular penyakit
tersebut. "Menariknya, cinta sejati meleyapkan ketakutan. Kita nggak bisa mengasihi mereka yang membuat kita takuti," jelasnya.
Banyak orang yang ketakutan akan tertular saat
terjun langsung dalam melayani. Soal hal ini, Alkitab membahasnya dalam 1
Korintus 15:33, "Janganlah kamu sesat: perbuatan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
Nilai-nilai atau cara pandang yang buruk seringkali menggeser kebenaran. Saat ada nilai-nilai yang sebenarnya salah ini kita percaya, maka tanpa disadari, kita telah berada dalam kesesatan yang bisa menular.
Baca juga: Kata Alkitab: Benarkah Homoseksual Bukan Dosa?
Lantas, bagaimana kalau sudah tertular
LGBT atau homoseksual bukanlah sebuah penyakit
yang bisa disembuhkan. Perbuatan ini merupakan sebuah dosa, dimana Alkitab
berkata kalau dosa harus kita lawan. Markus 8:24b, "Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."
Penyangkalan diri ini, termasuk didalamnya
adalah perkara seksualitas. Kitalah sebagai anak Tuhan yang harus melawan kecenderungan ini.
"Mungkin orang banyak berkata kalau kita
adalah seorang gay, kita bisa berkata kalau kita adalah gay. tetapi, saat kita
mengatakan bahwa kita ini adalah anak Tuhan, maka tandanya kita harus bisa melawan hal ini," ungkap Pastor Christof.
Ketika seseorang sudah menganggap kalau
kecenderungan seksualitasnya adalah bagian dari LGBT, maka ada tiga cara yang biasanya dilakukan. Alkitab sendiri hanya punya dua untuk mengatasinya.
1. Terapi. Cara ini merupakan yang paling
sering digunakan oleh kebanyakan orang. Namun, kemungkinan untuk kembali pada
kebiasaan lama cenderung sedikit. Masih ada kemungkinan kalau orang ini akan kembali pada kebiasaan yang berkaitan dengan LGBT.
Secara Alkitabiah, ada dua cara.
2. Menikah dengan lawan jenis. Cara ini punya
harapan kalau ketika menikah, maka kita akan memikul salib dan menyangkal diri
tidak secara sendirian, sebab kita punya pasangan yang mau bersama-sama melakukannya.
3. Selibat. Cara ini berarti menyerahkan
kehidupan kita sepenuhnya untuk melayani Tuhan dan berjuang bersama Tuhan.
Kalau punya pergumulan soal LGBT, dan belum
menemukan jawaban yang tepat untuk menanganinya, maka Sahabat24 selalu siap
untuk mendengarkan setiap cerita kita. Hubungi Sahabat24 Hotline: 1500 224 /
0811 9914 240, SMS / WA: 0817 - 0300 – 5566 atau live chat disini.