Namaku Intan Mega Muntu. Aku
adalah seorang ibu dari empat orang anak dan istri dari suami yang penuh kasih.
Kalau orang banyak melihat keluarga kami yang nampak bahagia dan penuh dengan
sukacita, tidak ada yang akan menebak kalau diperlukan sebuah pengorbanan, air
mata dan kesesakan untuk sampai pada titik ini.
Aku harus tinggal
bersama ayah yang kasar
Aku tidak dibesarkan ditengah keluarga yang harmonis. Ayahku selalu memperlakukanku dengan kasar, sehingga sering aku berpikir kalau aku kehilangan kebebasanku. Hal ini membuatku jadi penuh dendam padanya.
Sebagai seorang anak SMA, tentu
aku merindukan sosok pria yang bisa memberiku rasa aman dan kasih sayang, yang
belum pernah aku terima sebelumnya dari siapapun. Inilah awal pertemuanku
dengan seorang pria yang juga adalah teman dari kakak lelakiku. Siapa yang
tidak tergoda dengan tampang tampan dan profesinya yang merupakan seorang DJ?
Belum lagi, ia adalah sosok pria
yang penuh dengan perhatian. Saat bersamanya, aku merasakan aman dan senang, perasaan yang belum pernah
kurasakan sebelumnya. Tanpa kusadari, perasaan ini membuatku rela untuk memberi
segala yang kupunya untuknya. Termasuk, salah satu yang paling berharga yang
kupunya, keperawananku.
Kini, ayah yang kasar
itu telah tiada
Pada suatu sore, aku mendatangi ibu untuk
meminta uang jajan. Ibu berkata kalau ia tak lagi punya uang sepeserpun, ia
justru menganjurkan agar aku datang ke warung untuk ‘berhutang’ terlebih dahulu.
Apalagi, saat itu kondisi ayah sedang sakit-sakitan.
Belum saja lima menit kutinggalkan rumah,
lokasi warung pun tak sampai lima langkah, aku mendengar tangisan dan jeritan
ibuku. Sontak aku terkejut dan langsung lari menuju ke dalam rumah. Pada detik
itu juga, aku menyadari kalau ayah telah dipanggil oleh Tuhan.
Meskipun ayah meninggalkan pengalaman yang buruk padaku, ada perasaan bersalah dan belum siap kalau harus kehilangannya. Aku belum bisa membuat dirinya bangga, aku juga belum bisa dikatakan sebagai anak yang baik untuknya. Aku sangat menyesali hal ini.
Baca juga: Nana Saragih, Si Caleg Cantik Yang Rela Pakai Uang Ratusan Juta Demi Datangi Orang Pintar
Aku hamil, siapakah
yang akan menjadi ayah dari anakku?
Kejadiannya sangat cepat. Setelah ayah tiada,
aku harus mendapati diriku yang hamil. Aku berusaha untuk menutupinya, tetapi
dengan morning sickness dan perut yang kian membesar, aku memberanikan diri
untuk jujur kepada ibu.
Ibu mana yang tidak sedih? Meski demikian, ibu
tidak membenciku. Ia justru mendatangi orang yang telah menghamiliku dan
meminta pertanggung jawabannya. Luapan emosi dari kakak dan ibu, memaksa
pacarku untuk menikahiku. Aku pun menikah dengan ayah dari anak yang kukandung
saat itu.
Setelah pernikahan
itu, pria yang kunikahi justru pergi tanpa kabar apapun
Ada perasaan kecewa dan bingung. Apalagi aku
harus melahirkan saat duduk di bangku SMA. Ada kerinduan untuk bisa merasakan
kehadiran seorang suami. Sampai aku bertemu dengan Om Kiki, sebutan dekatku
dengan Franky, teman main dari kakakku.
Sikapnya yang kebapakan, yang penyayang dan
lemah lembut, membuatku luluh dan ingin menjadikannya sebagai suami. Aku
memaksa ibu untuk merestui pernikahan kami. Di sisi lain, ibu sangat tidak
menyukai hal ini, sebab ia mengatakan kalau Kiki bukanlah sosok pria yang baik.
Kukira bakal bahagia, KDRT
justru menimpaku
Benar saja, kehidupan pernikahanku yang kedua
ini tidaklah berjalan mulus. Sering aku pulang ke rumah dengan kondisi yang babak belur. Ada perasaan
kecewa dan ingin berpisah. Tetapi, mau bilang apa nanti ke ibu? Aku sendiri
yang memaksa ibu untuk merestui pernikahan ini. Aku memutuskan untuk tetap
bertahan.
Titik balik
kehidupanku, saat nasib bayiku di ujung tanduk
Pada lahiran anak keempat, bayi kami tidak bisa
bernapas dengan baik. Bayi kecil kami langsung dilarikan ke rumah sakit. Dengan
perasaan yang kacau, aku menunggu kabar dari suamiku. Ia berkata kalau
penanganan yang akan dialami oleh bayi kami hanya punya dua kemungkinan: kalau
anak kami meresponi dengan positif, maka anak kami akan selamat, sementara kalau
tidak, bisa berujung pada kematian.
Dengan hati yang pasrah dan berserah, aku
berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan anak kami. Aku teringat akan sosok yang
sangat pengasih, Dia yang telah melakukan banyak mujizatnya. Aku menaruh iman
percayaku kepada sosok tersebut, Dialah Kristus Yesus yang memberikan segalanya
dalam kehidupan saya sekarang ini.
Saat itu, suamiku yang melihat kondisi bayi
kami pun tak kuasa menahan tangis. Ia bahkan bernazar kepada Tuhan akan mengubah semua kelakuan buruknya dan mengikut Tuhan dengan setia jika anak kami disembuhkan
Tuhan.
Tuhan pun mendengarkan seruan doa kami, bukan
hanya anakku yang disembuhkan,) Keluargaku juga dipulihkan. Kami semua percaya
kalau kasih Kristus akan selalu menyertai kehidupan kami sekeluarga. Berkatnya,
aku bisa mendapatkan gambaran keluarga yang sangat kumimpikan.