Gereja Willow Creek Community
Church (WCCC) dan Willow Creek Association (WCA) mengumumkan pada 18 September
2018 lalu bahwa kedua organisasi ini menunjuk beberapa pemimpin Injili dari
luar organisasi mereka untuk bergabung dalam dewan penasihat independen untuk menindaklanjuti beberapa hal.
Yang pertama adalah
menindaklanjuti penyelidikan terhadap tuduhan pelecehan seksual yang
dilontarkan kepada pendiri dan mantan gembala senior Willow Creek Community
Church (WCC), Bill Hybels, kedua melakukan review terhadap budaya dalam
organisasi gereja dan asosiasi tersebut dan terakhir adalah membuat rekomendasi tindakan ke depan untuk dilakukan oleh kedua organisasi Willow Creek tersebut.
Dalam rilis yang ditulis di laman Globalleadership.org, menyatakan bahwa dewan penasihat itu diberi nama Willow Creek Independent Advisory Group (IAG) yang akan diketuai bersama oleh Jo Anne Lyon, General Superintendent Emerita dari The Wesleyan Church, Indianapolis, dan Leith Anderson, Direktur dari National Association of Evangelicals, Washington D.C. Selain kedua orang tersebut, ada beberapa anggota dewan lainnya, yaitu Margaret Diddams, Rektor dari Wheaton College, dan Gary Walter, mantan direktur Evangelical Covenant Church.
Baca juga:
Gereja Willow Creek Minta Maaf dan Akan Selidiki Lagi Tuduhan Pelecehan Oleh Bill Hybels
Dituduh Perkosa Seorang Wanita, Pendeta Perancis Ini Putuskan Bunuh Diri di Gereja
“IAG akan bekerja secara mandiri.
WCCC dan WCA telah menyatakan bersedia bekerja sama sepenuhnya, tetapi keduanya
tidak ada keterwakilan di IAG ataupun terlibat dalam pekerjaan dewan ini
kecuali memberikan informasi yang diminta. Kelompok ini diharapkan
menyelesaikan pekerjaannya di awal tahun 2019,” demikian kutipan pernyataan tersebut.
Dewan penasihat independen ini
juga telah memutuskan akan menolak menjawab pertanyaan media ataupun melakukan
interview selama mereka menyelesaikan pekerjaan mereka dan mempersiapkan rekomendasi mereka.
Para pengamat melihat bahwa
tindakan Willow Creek adanya dewan penasihat
yang berada di luar kendali organisasi Willow Creek tersebut sebagai
langkah yang tepat untuk proses pemulihan gereja tersebut. Namun ada juga yang
pesimis, salah satunya adalah Boz Tchividjian pemimpin GRACE (Godly Response to Abuse in the Christian Environment).
“Menurut pendapat saya, Willow
Creek tidak akan bisa melangkah ke depan hingga hal itu dibuka, dimengerti dan
(sepenuhnya) membahas (apa yang terjadi di) masa lalu,” demikian pernyataan Boz
yang dikutip Religionnews.com.
Para pemimpin dan pendeta
bukanlah superman yang tidak bisa jatuh dalam dosa, itu sebabnya penting bagi
umat untuk mendoakan pemimpinnyadan juga harus ada support system untuk
membangun akuntabilitas dan menjaga integritas para pemimpin ini.