Jemaat Gereja
Baptis di Red Bank, Carolina Selatan menuntut gerejanya untuk mencabut patung Yesus
yang dibangun di depan gedung gereja tersebut. Mereka menilai patung itu justru membuat gereja tersebut terlihat seperti gereja Katolik.
Dalam sebuah
laporan yang diterbitkan media WAFB, jemaat gereja tersebut terpaksa melakukan voting
sebagai cara terbaik untuk mendesak gereja mengambil keputusan. Karena patung itu dinilai hanya akan menyebabkan kebingungan teologi di tengah jemaat gereja.
Sementara Jeff
Wright, pendeta senior Red Bank dan Mike Dennis, ketua dewan diaken gereja menyampaikan
dalam suratnya, tertanggal 10 Mei, bahwa patung yang dibuat oleh jemaat gereja bernama Bert Baker pada tahun 2007, harus dicabut paling lambat 31 Mei hari ini.
“Tuhan sudah
memberi kamu kemampuan artistik yang luar biasa dan kami bersyukur bahwa kamu membagikannya
kepada jemaat kami dan memakai bakat ini untuk membawa kemuliaan Allah,”
demikian dituliskan oleh para pemimpin gereja di dalam surat tersebut kepada Baker.
Dalam surat
tersebut juga dituliskan bahwa patung tersebut menyebabkan kebingungan bagi
masyarakat. Apalagi ada orang yang menilai bahwa hasil seni tersebut identik dengan
gereja Katolik. “Kami memahami kalau ini bukanlah ikon Katolik, tapi orang-orang
merasakan dalam istilah mempertanyakan teologi dan nilai-nilai dasar dari Gereja Baptis Red Bank,” demikian isi surat tersebut.
Menanggapi surat
tersebut, Baker mengaku kaget karena patung yang sudah berdiri selama 11 tahun itu malah menimbulkan masalah saat ini.
“Patung ini
sudah menghiasi gereja RBBC selama 11 tahun dan tak lama kemudian atau sekarang
ada yang pernah merasa ‘bingung’ gereja apakah RED Bank Baptis itu atau tidak ada yang pernah mengusulkan kalau mereka adalah gereja ‘Katolik’,” tulis Baker.
Dengan tajam,
dia juga menyampaikan bahwa tuntutan jemaat untuk mencabut patung tersebut dari
depan gereja adalah hal yang keliru. Karena patung tersebut sama sekali tak mengubah identitas gereja tersebut.
Dia pun
mendesak pemimpin gereja untuk mencabut patung tanpa menghancurkannya. Kalau perlu
menghibahkannya kepada gereja lain atau menjualnya untuk tambahan dana untuk misi pelayanan.
Masalah inipun
menjadi perbincangan yang ramai di media online. Salah satu netizen bernama Rhonda
Davis pun ikut memberikan respon kepada kontroversi tersebut. Dia menyampaikan bahwa
gereja seharusnya tidak melakukan diskriminasi antar denominasi Kristen.
“Sungguh menggelisahkan
dan menyedihkan bahwa di saat kita semua perlu berkumpul bersama sebagai sqaudara
dan saudari dalam Kristsu untuk memproyeksikan dan mencerminkan kasih-Nya kepada
dunia yang hilang dan sekarat, Red Bank telah memutuskan untuk meloloskan denominasi
lain sebagai alasannya. Di balik keputusan untuk menghindari ketakutan yang nyata
atau dibayangkan bahwa mereka entah bagaimana akan dikaitkan dengan mereka dan mereka
lebih menghina kecerdasan seluruh komunitas yang selama 11 tahun tidak pernah bingung
tentang gereja apa itu Red Bank Baptist, baik dengan atau tanpa patung itu,”
tulis Davis.