Apa sih kecenderungan sifat yang
dimiliki oleh manusia? Sering menutupi kesalahan dengan menyalahkan orang lain. Kalau bahasa kerennya, sifat ini disebut sebagai play as a victim atau berperan sebagai korban.
Berapa diantara kita pernah
menyalahkan adik atau kakak saat merusakkan sebuah benda berharga dalam rumah?
Atau pernahkah kita mulai menyalahkan orang lain atas kesalahan yang terjadi di
kantor? Layaknya makan makanan basi, sikap ini hanya akan membuat keadaan kita semakin buruk dari waktu ke waktu.
Secara garis besar, orang yang suka playing victim percaya kalau mereka
adalah seorang korban, sehingga menyalahkan orang lain untuk setiap kesalahan
yang dibuatnya. Kalau dibiarkan, sikap ini nggak cuma bikin orang lain merasa
bersalah pada kita, tetapi juga menandakan sikap yang tidak dewasa dalam diri kita.
Mungkin sebagian dari kita mulai menggeleng dan merasa kalau diri kita bukanlah salah satu orang yang punya sikap seperti ini. Dibawah ini merupakan ciri-ciri sekaligus bagaimana kalau tanpa disadari ternyata kita juga suka mengambil sikap berperan sebagai korban atau playing victim.
1. Sering menghakimi dan menyalahkan orang lain
Seperti yang sudah dibahas
sedikit diatas, mereka yang punya sikap ini cenderung menyalahkan orang lain.
Buat orang yang punya sikap ini, hal yang paling penting adalah untuk
mengetahui siapa yang salah dan nggak salah saat berhadapan dengan sebuah
masalah. Siapa pun yang ditetapkan sebagai pihak yang bersalah harus meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Padahal, kita tidak membutuhkan sebuah penghakiman atau tanggung jawab ketika menghadapi suatu masalah. Pada kondisi seperti itu, tidak ada salahnya kok meminta maaf duluan. Dengan begitu, kita bisa memancing orang lain untuk sama-sama melakukan introspeksi diri.
Baca juga: Sibuk Itu Alasan Klise, Klo Si Doi Penting Pasti Kamu Jadikan Prioritas, Ini 4 Triknya
2. Sulit untuk bersikap tegas dan selalu merasa lemah
Mereka yang percaya kalau dirinya
adalah seorang korban tidak benar-benar percaya kalau mereka dapat
mengendalikan hidup mereka. Mereka juga sering menunjukkan kalau dirinya tidak
berdaya. Setiap kesalahan yang ia perbuat cenderung akan ditutupi dengan
menyalahkan orang lain dan menempatkan dirinya sebagai pihak yang membutuhkan pertolongan.
Menyalahkan orang lain atas
masalah yang terjadi merupakan salah satu bentuk penolakan terhadap perasaan
kita. Kita meyakini kalau pengakuan bersalah dari orang lain akan membuat
perasaan kita menjadi lebih lega. Untuk bisa keluar dari perasaan ini, kita
harus mengekspresikan sikap kecewa dari sudut pandang kita dengan pikiran terbuka.
3. Tidak bisa memegang tanggung jawab
Sikap ini membuat seseorang sulit
menerima kalau mereka juga ikut andil dalam kesalahan dan harus bertanggung
jawab atas apa yang terjadi. Bukannya berperan sebagai penanggung jawab, kita
justru menuding kalau seseorang telah melakukan kesalahan dan kita juga telah sama-sama dikecewakan.
Setiap keadaan, situasi atau
peristiwa tertentu membentuk kita sebagai pribadi yang semakin dewasa. Tuhan
mengatakan untuk setia pada perkara kecil, sehingga perkara yang lebih besar
akan disediakan bagi kita. Disini, bertanggung jawab merupakan salah satu
bentuk kalau kita telah setia pada hal yang kecil. Kesalahan yang kita lakukan
saat ini dapat membantu kita untuk menghindari situasi serupa di masa depan.
Sikap playing victim ini
membuat orang lain merasa bersalah dan tidak enak terhadap kita. Inilah mengapa
mereka akan menjauhi kita karena menimbulkan sikap tidak nyaman. Menyalahkan orang lain
bukanlah sebuah opsi untuk menutupi kesalahan diri sendiri. Ketika kita
mendapati diri kita salah, maka ambillah peran tanggung jawab. Karena begitulah
sikap dewasa kita bisa terus bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.