Melatih Pemimpin Super Canggih

Latest News and Events / 20 December 2017

Kalangan Sendiri

Melatih Pemimpin Super Canggih

Lusiana Official Writer
3784

Adakah di dunia ini yang tidak menginginkan anak mereka menjadi seorang pemimpin kelak? Jauh di dalam lubuk hati Anda, kami yakin sekali bahwa Anda menginginkannya di mana pun mereka berada. Namun di era yang serba digital ini, bukankah terdapat tantangan khusus untuk mewujudkan impian ini? Anak-anak ini adalah anggota generasi yang berbeda, yakni generasi Z dan generasi Alfa. Ya, mereka adalah generasi yang terlahir minimal di tahun 2010. Membahas hal ini, mari simak hasil wawancara singkat kami dengan Hartono Sugianto, CBN Indonesia Chief Operating Officer, yang juga merupakan seorang praktisi pemuridan generasi muda.

 

1. Apa yang terlintas di benak Anda mengenai generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alfa? Tantangan terbesar dan penting apakah yang akan dihadapi mereka?

Ini generasi yang sangat interaktif, partisipatif, dan kreatif. Mereka hidup di jaman segala sesuatu menjadi mungkin dan bergerak sangat cepat. Cara mereka melihat segala sesuatu dan cara mereka bekerja tidak lagi sama dengan generasi-generasi sebelumnya. Menurut saya, tantangan terbesar adalah bagaimana menemukan keseimbangan yang tepat dalam menggunakan media teknologi yang super canggih, namun pada saat yang sama menyediakan lingkungan yang relevan, otentik, dan holistik dalam proses pertumbuhan generasi baru ini.

 

Sayangnya, dengan kondisi infrastruktur, fasilitas, dan sistem pendidikan di Indonesia, saya harus katakan menghadapi tantangan yang besar di depan. Bukan berarti tidak ada harapan sama sekali, tetapi kita juga harus memikirkan mayoritas, yang saat ini belum memiliki akses dan kapasitas untuk bertumbuh sebagai pemimpin-pemimpin masa depan. Akses internet yang masih terbatas saat ini, ironisnya lebih banyak dipakai untuk bersosial media atau mengkonsumsi konten yang negatif: hoax, pornografi, dan vlog-vlog yang justru merusak moral. Ini adalah pekerjaan rumah bagi kita semua untuk membuat perubahan, baik dalam skala makro seperti di gereja, kota, dan bangsa maupun mikro, yaitu di rumah kita sendiri.

 

2. Bagaimana cara pemuridan yang efektif untuk diterapkan kepada generasi Z dan generasi Alfa? Ada 2 pendekatan yang saya pikir harus dilakukan dalam porsinya masing-masing. Yang pertama adalah intergenerational discipleship. Artinya, generasi X memuridkan generasi Y, generasi Y memuridkan generasi Z, dan seterusnya. Yang kedua juga adalah intragenerational discipleship. Setiap generasi punya tanggung jawab dan kemampuan untuk memuridkan generasinya sendiri. Generasi X memuridkan generasi X, generasi Y memuridkan generasi Y, dan seterusnya. Dua pendekatan ini diperlukan dalam porsi dan konteksnya masing-masing.

 

Di rumah, kita perlu melakukan intergenerational discipleship. Orang tua memuridkan anak-anaknya. Di sekolah, seorang anak SMA bisa memuridkan temannya atau adik kelasnya. Di gereja, kita bisa lakukan kombinasi keduanya, seorang profesional muda bisa diberdayakan sebagai coach untuk membimbing para remaja, tetapi tidak menutup kemungkinan remaja saling memuridkan. Bagian terpenting adalah kita harus bisa memuridkan dalam kondisi atau situasi apapun, dan prinsip utama memuridkan adalah membuat orang makin bertumbuh dewasa dan memberdayakan, bukan menciptakan kebergantungan. Pemuridan adalah proses menciptakan pemimpin, bukan pengikut.

 

Karena itu, kita perlu cara-cara baru untuk menghadapi dan memuridkan generasi. Kita harus menempatkan diri dari sudut pandang mereka supaya kita bisa efektif membantu mereka bertumbuh sesuai rencana Tuhan atas hidup mereka. Kegagalan kita dalam memahami generasi ini adalah sumber dari banyak kegagalan pemuridan di gereja pada umumnya. Superbook dengan kurikulum interaktif dan animasinya adalah alat yang luar biasa untuk memuridkan generasi Alfa. Sedangkan Generasi ZERU sedang mengembangkan tools digital, yang kami percaya akan sangat efektif digunakan dalam memuridkan generasi Z. Kedua program ini dirancang dengan pemahaman yang cukup solid mengenai generasi baru.

 

Mengakhiri diskusi, Hartono Sugianto mengatakan, “kita harus menempatkan diri dari sudut pandang generasi baru, supaya efektif membantu mereka bertumbuh sesuai rencana Tuhan atas hidup mereka.” Inilah tindakan nyata yang kami lakukan untuk menyelamatkan generasi baru. Mari, bertindak bersama kami dan bergerak mendukung project-project tersebut sebagai Mitra CBN. Daftarkan data diri Anda melalui SMS ke 081.5965.5960 dengan format JC # Nama Lengkap # Email atau dengan mengisi formulir menjadi Mitra baru pada kolom di bawah artikel ini.

Halaman :
1

Ikuti Kami