Sekelompok anak-anak
yang sedang mengadakan kebaktian bersama di Rumah Susun (Rusun) Pulogebang,
Jakarta pada Sabtu (23/9), dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang membawa-bawa
kampak dan gergaji di tangannya. Pria bernama Nasoem Sulaiman atau Joker itu berdiri
di luar ruang kebaktian dan mulai teriak-teriak berusaha membubarkan perkumpulan itu sembari marah-marah (Lihat videonya DI SINI)
Peristiwa ini
pun menjadi viral di dunia maya setelah seseorang merekam dan mengundah dalam
bentuk video di sosial media. Di sana tampak suasana histeris anak-anak yang menjerit
ketakutan. Konten ini pun langsung menuai banyak kecaman. Karena tindakan Nasoem dianggap sudah tidak menunjukkan sikap toleransi beragama.
Bukan saja marah-marah,
paling ngerinya kampak dan gergaji yang dibawa pria ini membuat semua orang ketakutan. Banyak orang yang kemudian mengecam tindakan Nasoem.
Menjawab hal
ini, Kepala Unit Pengelola Rusun Pulogebang Ageng Darmintono mengklarifikasi kronologi
kejadian. Ageng menjelaskan kalau pria yang disapa Joker itu adalah seorang tukang bangunan yang selalu bekerja memakai gergaji, kampak, palu, dan linggis.
Nah, kejadian
itu terjadi saat dirinya baru pulang kerja sembari membawa kampak dan gergaji
di tangannya. Dia mendengar kalau di lantai 3 Blok F terlihat perkumpulan
kebaktian anak-anak. Merasa terganggu, dirinya pun berniat membubarkan. Saat itulah Joker datang dengan alat-alat bangunan itu.
Ageng pun menegaskan
bahwa tidak benar jika Joker sengaja mengancam orang-orang yang hadir dalam kebaktian dengan benda-benda tajam tersebut. “Ini murni kesalahpahaman,” ucapnya.
Meski begitu,
Ageng menyampaikan kalau Joker sudah diberi peringatan dan juga secara pribadi sudah
meminta maaf atas perbuatannya. “Tadi (dia) sudah menyatakan menyesal, meminta maaf, dan tidak akan mengulangi lagi (perbuatannya),” ucap Ageng.
Kepala Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan sendiri sudah
berhadapan secara langsung dengan Joker dan mengingatkan supaya kejadian serupa tak lagi terulang.
“Pak
Gubernur juga marah sama saya gara-gara ini. Jangan terjadi lagi. Semua ada
saluran berbicara dengan Kepala UPRS, bukan bertindak sendiri. Saya ingatkan sekali
lagi jangan coba-coba bertindak sendiri. Siapapun!” kata Agustino, demikian disampaikan dalam penggalan video.
Agustino bahkan
sudah memperingatkan Joker soal sanksi yang akan diterimanya apabila kejadian serupa
kembali terulang. “Tadi sudah disepakati dengan Kapolres, kalau dia berbuat itu
lagi, keluarkan dari rusun saya bilang, Kami sudah komit tadi, keluarkan dari
rusun!” terangnya.
Terlepas dari
peraturan yang ditetapkan oleh pihak Rusun Pulogebang sendiri, tindakan Nasoem untuk
membubarkan sebuah kegiatan beribadah salah satu agama tentunya kurang tepat. Sebagaimana
negara kita dibangun dengan identitas kebhinekaan dan toleransi, sudah sepatutnya
siapapun dan agama apapun itu bisa menumbuhkan sikap persaudaraan dan saling
menghormati.