Bukan kamu yang
memilih Tuhan tetapi Tuhanlah yang memilih kamu. Lah! Aku bertobat berarti aku yang memilih Tuhan dong?
Yap! Mungkin banyak
diantara kamu yang akan mempertanyakan balik pernyataan diatas, tetapi itulah kebenarannya.
Aku jadi ingat beberapa waktu lalu ketika aku masih tinggal di kota Batam dan tinggal ngekos.
Aku memiliki seorang
tetangga kamar yang sangat jarang bicara denganku. Gimana nggak? Kesibukan
masing-masing membuat kami menjadi jarang ketemu sekalipun tinggal di atap yang sama.
Namun entah mengapa
suatu hari, saat aku keluar pintu, aku melihat Yusa. Dia sedang duduk-duduk sambil menikmati udara malam tepat dibawah jendela kamarnya.
Aku merasa, aku harus menghampirinya dan berbicara padanya.
“Hey Yus, kamu
ngapain? Lama sekali nggak ketemu dan ngobrol ya. Terakhir cuma sekali doang. Kamu udah berapa lama sih tinggal disini,” sapaku memulai percakapan.
“Eh Naomi, masih baru
satu bulan Nom. Iya, aku biasanya pulang kerja langsung kerumah, apalagi aku stay sendiri dikamar. Kakakku udah menikah dan yahhh.. begitulah,” jawabnya
Banyak hal yang kita
bicarakan hingga Tuhan membawaku untuk
berbagi sedikit mengenai kehidupanku. Bagaimana akhirnya aku bertobat dan
memilih Yesus dengan sepenuh hati. Hal itu menarik hati Yusa secara pribadi dan
berkata “Naomi, aku bisa pinjam Alkitab kamu malam ini nggak? Aku juga mau baca Alkitab.”
Pertemuan kami yang
hanya 30 menit membuatnya terkagum dengan Tuhan dan dengan mata berkaca-kaca
dia merespon, “Enak banget ya kamu bisa memilih gitu, kamu bertobat dan bisa mendengarkan suaraNya.”
Respon itu seketika
membuatku sedih. Seakan aku sombong dan sok hebat bisa terlepas dari masa lalu
kelamku yang penuh dosa dan tiba-tiba bertobat. Siapakah aku?
Aku perlu waktu berusaha meresponi dengan baik kesempatan pertobatan itu sampai hari ini.
“Yus, siapakah aku
ini? Aku nggak siapa-siapa dan bahkan aku penuh dosa. Tuhanlah yang memilih,
aku hanya merespon saja. Sama seperti kamu malam ini. Tuhan sedang memilih kamu
untuk duduk bersama aku dan mendengarkan kebaikanNya dalam diriku malam ini, kamu tersentuh dan tentu semua kembali bagaimana kamu meresponinya,”jawabku.
Hal ini juga aku mau
sampaikan kepada kamu semua yang membaca, bahwa Tuhanlah yang memilih kamu
untuk mengunjungi website ini dan membaca artikel ini pada saat ini juga. Mungkin tadinya kamu mau membaca web lain
atau melakukan kegiatan lain, tapi entah mengapa kamu menemukan tulisan ini
dari Facebook atau lain sebagainya dan kamu terdorong untuk membacanya. Itu
artinya Tuhan sedang memilih kamu untuk mengetahui kabar baik yang menginspirasi kamu hari ini.
Firman Allah di 1 Yohannes 15:16 :”Bukan kamu yang memilih
Aku, tetapi Aku lah yang memilih kamu serta menetapkan kamu supaya kamu menghasilkan buah.”
Jadi aku mau katakan
dalam konteks ini bahwa Allah memilih kamu dan memanggil kamu dari masa lalumu,
bukan kamu yang memilihNya. Kamu dipilih lewat kotbah pendeta, dipilih lewat
proses hidup hingga bertemu seorang penginjil, dipilih lewat selembaran firman Allah dijalan dan lain sebagainya.
Namun setelah kamu
dipilih dan menyadari hal itu, apa yang kamu bisa lakukan untuk meresponinya hingga menjadi buah?
Aku ingin berdoa bersama-sama dengan kalian lewat artikel ini :
“Ya Tuhan yang baik.
Segala hormat dan pujian kami kembalikan kepadamu ya Bapa. Kami mengucap syukur
buat hatiMu yang luarbiasa. Terimakasih telah ada bagi kami sampai hari ini,
terimakasih buat Roh kudus yang selalu menopang kami untuk tegar sampai pada saat ini, kami sungguh mengucap syukur.
Benar Tuhan, segala
proses yang terjadi dalam hidup kami hanya terjadi oleh karena izinMu. Ajar
kami untuk memahami dan mengerti bahwa itu adalah cara yang terbaik yang Allah
lakukan untuk kami bisa terus berlari mengejar hatiMu. Beri kami kerendahan
hati untuk merespon dengan baik ya Allah, kami tahu bahwa itu sulit sekali tetapi kami percaya bahwa kami mampu dalam nama Yesus.
Jadilah kehendakMu ya
Allah, paksa kami untuk merespon dengan baik. Sebab kami ingin sampai pada
tujuan yang Allah kehendaki, supaya benar kami layak menerima mahkota kehidupan
daripadaMu. Didalam nama Tuhan Yesus. Amen.”
Biarlah kiranya kasih
Tuhan menyertai kamu kemana pun kamu pergi dan semoga kesaksian ini menjadi
inspirasi bagi kamu. God Bless You.