Apa jadinya
kalau rencana pernikahanmu tiba-tiba batal sehari sebelum pernikahan? Padahal di
satu sisi semua persiapan nikah sudah beres, mulai dari gedung, makanan, pakaian,
tamu dan semuanya. Pastinya aka nada perasaan stress, marah dan kecewa. Karena bukan
cuma akan menanggung rasa malu yang besar kepada orang-orang terdekat maupun
tamu-tamu yang kalian undang, tapi kamu juga harus menanggu kerugian besar secara materi.
Ya, inilah yang
dialami seorang perempuan asal Indiana, Amerika Serikat (AS) Sarah Cummins. Saat
dirinya sudah tak sabar menanti momen pernikahan impiannya itu terjadi, hal menyedihkan
malah terjadi. Dia akhirnya memutuskan untuk membatalkan pernikahan karena sesuatu
hal yang tidak dijelaskan. Padahal, mereka sudah menghabiskan hampir 30 ribu dolar untuk pesta yang akan dihadiri sekitar 200 orang itu.
Dalam
situasi genting ini, ketika tak mungkin lagi membatalkan semua pesanan seperti makan
malam untuk para tamu, Sarah dan mantan tunangannya Logan Araujo sepakat untuk mengalihkan semua yang sudah mereka persiapkan untuk menolong para tunawisma setempat.
“Itu sangat
menghancurkan. Saya menelepon semua orang, membatalkannya, meminta maaf, menangis,
memanggil vendor, menangis lagi, lalu saya mulai merasa benar-benar tidak tega jika membuang semua makanan yang sudah saya pesan untuk resepsi,” kata Sarah.
Sarah lalu menghubungi
tempat penampungan tunawisma lokal di Indianapolis dan Noblesville untuk
menghadiri undangan makan malam khusus yang mereka sediakan di gedung resepsi
pernikahan yang mereka sewa di gedung mewah Ritz Charles di Carmel, pinggiran kota utara Indianapolis.
Saat malam itu
tiba, Sarah dengan riang menyapa dan menyambut kedatangan tamu-tamunya. Dia mempersilahkan
para veteran dari sebuah organisasi lokal untuk menikmati makanan yang tersaji, mulai dari kue pernikahan, bakso, daging panggang dan sebagainya.
“Bagi saya,
ini adalah kesempatan untuk bagi orang-orang ini tahu bahwa mereka pantas berada di tempat seperti ini, sebagaimana dilakukan orang lain,” ucapnya.
Dayspring Center
adalah salah satu tempat penampungan yang diundang oleh Sarah. Direktur pengembangan
pusat, Cheryl Herzog mengatakan kalau pesta pernikahan adalah acara mewah bagi para tunawisma.
“Saya
sangat tersentuh karena Sarah telah mengalami pengalaman yang menyakitkan dan mengubahnya
menjadi proyek yang menyenangkan bagi keluarga yang membutuhkan. Hal ini benar-benar
isyarat yang sangat bagus untuknya…Saya pikir punya kesempatan untuk menikmati makanan
lezat bersama keluarga kalian di tempat yang indah seperti Ritz Charles akan sangat istimewa,” ucap Cheryl.
Sarah memang
masih tetap bersedih karena pernikahannya yang batal. Belum lagi dia harus merelakan
semua kerja kerasnya selama hampir dua tahun untuk mewujudkan pernikahan impiannya
itu dengan menabung dan bekerja lembur. Tapi ada banyak orang yang kemudian mendukungkan,
mulai dari ketujuh pengiring pengantinnya, ibu dan tantenya yang hadir. Dia juga
tetap bersyukur karena kesedihannya justru diganti dengan kesempatan mulai yang bisa dia lakukan untuk orang-orang yang membutuhkan.
“Paling
tidak saya punya semacama memori yang menyenangkan untuk dikenang. Saya ingin
memastikan pernikahan itu akan menjadi pernikahan yang sempurna,” tandasnya.
Di satu
sisi apa yang dialami Sarah memang begitu menyakitkan ya. Bayangkan saja, kalau
kita ada diposisi itu pastinya kita mungkin nggak akan berpikiran seperti Sarah.
Alih-alih tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, dia memilih untuk mengubah apa
yang dialaminya jadi berkat buat orang lain. Kisah ini mengajarkan kita supaya kita
nggak seharusnya berfokus sama masalah kita, tapi justru memandang masalah sebagai
pintu menuju sesuatu yang baik. Semoga kita semua diberkati. Amin!