Setiap
orang pasti punya pergumulan dalam hidupnya. Tetapi Tuhan selalu punya cara
untuk mengubah pergumulan anak-anak-Nya menjadi berkat. Bahkan sebelum kita
sendiri sadar bahwa kita sedang memiliki pergumulan, Dia, Tuhan, dengan kasih
agapeNya, sudah memikirkan jalan keluar. Lebih dalam, Tuhan telah menyelesaikan
pergumulan, sebelum pergumulan itu datang. Itu merupakan hal yang berkali-kali
terjadi dalam hidup saya. Setelah saya mengenal Tuhan lebih dalam, saya
mengerti bahwa Tuhan benar-benar berperang untuk masa depan saya. Firman Tuhan
dalam Keluaran 14:14, mengatakan bahwa Tuhan akan berperang untuk kamu, dan
kamu akan diam saja. Banyak ayat Alkitab yang perlu kita kaji lebih dalam untuk
mengerti maksudnya, karena Tuhan sering kali menggunakan sebuah perumpamaan.
Tapi ayat ini, terjadi dalam hidup saya, persis seperti apa yang tertulis di
alkitab. Saya tidak berusaha melakukan sesuatu apapun, atau berusaha mencari
jawaban doa. Tuhan yang lebih dulu memilih saya untuk mengenalNya melalui
keluarga saya. Saya bersyukur, Tuhan tidak pernah melepaskan tanganNya atas
keluarga kami. Seperti yang tertulis dalam kitab Yohanes 15:16, Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Saya sadar akan penyertaanNya juga tidak dalam waktu yang singkat. Terhitung saat pertama kali saya membuka hati untuk Tuhan, sampai saat ini, butuh lima tahun hingga akhirnya saya mengerti apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup saya. Saat saya sedang memulai skripsi, saya sangat mempertimbangkan siapa yang akan saya pilih menjadi dosen pembimbing saya. Saya adalah orang yang penuh dengan kekhawatiran, dalam menentukan dosen pembimbing pun saya penuh pertimbangan. Saya mengukur segala kemungkinan dengan pemikiran saya sebagai manusia. Dan sebagai manusia, tentu saya berdoa supaya skripsi saya lancar. Yesaya 55:8 mengatakan bahwa, Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, itu juga yang terjadi dalam perjalanan skripsi saya. Judul pertama skripsi saya ditolak.
Beberapa minggu
kemudian saya mengajukan judul kedua. Waktu itu sesuatu terjadi di fakultas
saya, hak mahasiswa yang tadinya bisa dengan leluasa memilih dosen pembimbing,
dicabut sementara. Jadi pada masa-masa itu, banyak teman-teman saya mengeluh,
karena pembimbing skripsi mereka dialihkan ke dosen lain. Saya takut,
benar-benar takut jika saya juga harus dialihkan. Menurut saya, salah satu
ketakutan manusia disebabkan oleh ketidakpastian. Tidak ada mahasiswa yang
tahu, kepada siapa ia dialihkan. Bagi saya, skripsi adalah sesuatu yang serius,
dan yang tidak kalah serius adalah dosen pembimbing. Dosen pembimbing akan
menentukan lancar tidaknya saya dalam mengerjakan skripsi. Kelancaran saya
mengerjakan skripsi menentukan cepat lambatnya saya lulus. Semua saya perhitungkan dengan pemikiran seorang manusia yang terbatas.
Akhirnya
saya bertanya kepada dosen pembimbing pilihan saya, dan beliau memberikan
kepastian bahwa saya tidak akan dialihkan. Disinilah kitab Yesaya 55:8 menjadi
daging dalam skripsi saya. Keputusan rapat menyatakan bahwa saya dialihkan ke
dosen lain. Sebelum saya tahu persis siapa yang akan menjadi pembimbing saya,
saya takut dan khawatir. Namun kekhawatiran saya diubahkan sedemikian rupa oleh
Tuhan, menjadi suka cita yang besar. Kandidat dosen terbaik saya, yang saya pikir belum menerima mahasiswa skripsi, menjadi dosen pembimbing saya.
Tuhan memberikan jawaban atas semua pertanyaan saya, mengapa
saya seperti ini, apa yang Tuhan mau lakukan dalam hidup saya, mengapa saya
tidak paham dengan semua rencanaMu. Perlu waktu untuk saya memahami bahwa Tuhan
punya rencana yang Tuhan taruh dalam hidup saya. Hanya dengan satu peristiwa,
Tuhan mengungkap banyak firman jadi daging dalam hidup saya. Hanya dengan satu
peristiwa, Tuhan bicara banyak pada saya, menekankan bahwa Ia tidak pernah sekalipun
tidak memikirkan masa depan saya. Begitu setianya Tuhan terhadap saya yang
pesimis, hingga saya percaya bahwa masa depan sungguh Tuhan siapkan yang
terbaik untuk saya. Ia melakukan begitu banyak hal dalam hidup
saya, hanya supaya saya mengenal firmannya dalam Amsal 23:18, karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Sekarang,
saat saya mulai mengenalNya lebih dalam, ada banyak yang ingin saya bagikan,
Tuhan belum selesai dengan hidup setiap kita. Tuhan masih mengerjakan banyak
hal melalui hidup kita. Jangan pernah putus harapan akan Tuhan. WaktuNya
sempurna, lebih dari yang dibayangkan. Hanya dengan mengucap syukur, dalam
situasi apapun, Tuhan sudah senang. Ia adalah Tuhan yang mudah kita jangkau,
Tuhan yang tidak pernah melihat masa lalu kita, Tuhan yang selalu mengasihi
kita lebih dulu, Tuhan yang memperhitungkan hidup kita lebih dari apapun. Satu-satunya
pribadi yang ingin kita memiliki kehidupan yang damai, tanpa rasa takut
terhadap apapun dan siapapun. Tuhan lebih rindu kita semua mengalami apa yang
saya alami, bahkan lebih dari itu.Tuhan mengasihi kita sebelum kita tahu siapa Dia.
Saya berdoa, apa yang saya bagikan bisa menambah iman dan membangkitkan harapan.
Tuhan Yesus memberkati.