Pernikahan bukanlah
sesuatu yang harus dikejar-kejar dengan terburu-buru. Tuhan sama sekali tidak merancangkan
dua insan untuk memutuskan menikah segera setelah beberapa waktu berpacaran. Pernikahan,
sebagaimana kita tahu adalah sebuah tim yang terdiri dari orang-orang percaya, dirancang
sebagai sebuah wujud dari pengorbanan cinta sejati Tuhan kepada manusia. Pada hakikatnya pernikahan itu adalah murni.
Tapi nyatanya
banyak orang yang mulai bertanya-tanya soal beberapa pasangan yang memutuskan menikah
padahal masih baru berpacaran selama dua minggu atau tiga bulan saja. Kenapa orang-orang
justru lebih suka dengan pasangan yang memutuskan menikah setelah mereka sudah menjalani pacaran selama dua atau tiga tahun?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus paham betul kalau: Pacaran dalam waktu lama tidak selalu menjamin sebuah pernikahan berhasil!
Yuk cari tahu apa sih rancangan Tuhan soal sebuah pernikahan?
Pernikahan itu soal waktunya Tuhan
Waktu kita bukanlah waktunya Tuhan. Hal ini harus
jelas kita pahami. Waktu Tuhan tidak bekerja sesuai dengan waktu kita. Dia justru
akan melakukan sesuatu sesuai dengan janji-Nya. Cara Tuhan akan selalu berbeda dengan cara kita.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu
bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari
bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55: 8-9)
Lalu kenapa
Tuhan tidak tentukan saja supaya semua pasangan harus melewati masa pacaran lima
tahun saja baru bisa melangkah ke altar? Jawabannya adalah karena kisah cinta semua
orang selalu berbeda-beda. Waktu dan musim Tuhan selalu diberikan secara
berbeda kepada setiap orang. Tangannya tak pernah luput dari waktu, dan Dia tak
pernah kelewatan dengan waktu-Nya sebagaimana kita harus memakai jam tangan supaya
tak lupa waktu. Alkitab berkata bahwa kita tak akan bisa memahami jalan-jalan-Nya,
dan hal itu termasuk soal waktu dan cara seseorang jatuh cinta. Dia menulis kisah
cinta setiap orang dengan indah dan mengagumkan, sesuai kehendak-Nya, bukan kehendak kita sendiri.
Tuhan yang Bekerja Dalam Hati Setiap Pasangan
Bagaimana kalau
waktu yang kita punya terbatas sekali? Bagaimana kalau kita menetapkan saja setiap
orang menikmati masa single sampai di usia 40 tahun saja? Sama seperti penjelasan di poin sebelumnya, waktu kita bukan waktunya Tuhan.
Kita perlu membiarkan
Tuhan untuk bekerja dalam hati kita dan berjalan sesuai dengan waktu-Nya. Bahkan
walaupun hal itu bertentangan dengan kita, yang mungkin kita sudah merencanakan
akan menikah tahun ini, tetapi Tuhan mengatakan supaya menunggu satu tahun lagi
karena sesuatu alasan. Apapun masalahnya, kita hanya perlu lebih peka denga
nisi hati-Nya Tuhan. Inilah yang mungkin dialami oleh pasangan-pasangan yang segera menikah setelah berpacaran hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Pernikahan Terjadi Sesuai dengan Kehendak Tuhan
Hidup kita adalah
milik-Nya Tuhan. Dengan berjalan dalam ketaatan dan kehendak-Nya, kita akan dengan
senang hati berjalan ke dalam segala sesuatu yang Dia sudah sediakan bagi kita yang baik, sempurna dan menyenangkan.
“Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari
kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” (Mazmur
90: 4)
Tiga hal di
atas patut kita pahami bersama. Karena tanpa memahami pikiran Tuhan, kita akan terus
menerus komplain atau mempersalahkan sesuatu yang tidak wajar terjadi di
tengah-tengah kehidupan kita. Ingatlah bahwa segala sesuatu, bukan hal soal pernikahan,
sudah Tuhan atur berjalan sesuatu dengan rencana dan waktu-Nya bukan waktu kita.
Teman hidup, pernikahan, masa depan, rejeki, perjalan hidup seseorang dan apapun
itu sudah Tuhan rancangkan dengan sesuatu yang indah dan sempurna. Hanya saja
kita harus mau taat dan ikut dengan apa yang jadi isi hati Tuhan.