Camat Pajangan,
Bantul Yogyakarta, Yulius Suharta ditolak kepemimpinannya oleh sekelompok orang
didaerah tersebut. Hal itu ditenggarai karena keyakinan sang camat yang berbeda dengan mayoritas warga Pajangan. Diketahui, Yulius beragama Katolik.
Bupati Bantul Suharsono
sendiri segera melakukan blusukan ke sejumlah kelurahan di
Kecamatan Pajangan selma empat hari berturut-turut untuk mendengar langsung
pendapat masyarakat tentang penolakan sekelompok orang itu. “Saya naik motor
dan orang nggak tahu saya bupati. Sudah kroscek, dan kebanyakan masyarakat
malah nggak ngerti ada penolakan terhadap Camat Pajangan,” katanya dirilis Tempo, Senin, 16 Januari 2017.
Sang Bupati yang datang
pada malam hari tanpa pengawalan ke tiga desa di Kecamatan Pajangan, satu di
antaranya Desa Guwosari itu sebagai bagian dari survei ke masyarakat dan tokoh
agama. Penolakan tersebut juga telah dirinya bahas dengan sejumlah perangkat desa.
Hasil surveinya itu
sendiri justru menunjukkan para pemotres yang mengatasnamakan warga Pajangan
hanya kelompok kecil. Mereka diketaghui adalah kalangan Islam garis keras yang
ngotot meminta Suharsono untuk tidak menempatkan Yulius di Kecamatan Pajangan. Mereka inilah yang melakukan penolakan dengan mendatangi kantor DPRD Bantul
pada 6 Januari 2017 lalu.
Kasus penolakan seperti ini pernah terjadi di daerah Jagakarsa Jakarta
Selatan 2013 silam. Kala itu Lurah Susan Jasmine Zulkifli mendapat penolakan
dari warganya karena berbeda keyakinan. Akan tetapi Gubernir DKI Jakarta saat
ini Joko Widodo tetap mempertahankan Lurah Susan hingga akhir masa jabatan.