Hemat Pangkal Kaya, Konsumtif Pangkal?

Our Impact / 2 November 2016

Kalangan Sendiri

Hemat Pangkal Kaya, Konsumtif Pangkal?

Lusiana Official Writer
5798
Anda tentu pernah mendengar sebuah pepatah seperti ini, Hemat Pangkal Kaya. Lalu, bagaimana jika kata hemat diganti dengan konsumtif?

''Belanja'' adalah sebuah kata yang telah berkembang artinya sebagai cerminan gaya hidup, khususnya pada remaja. Berdasarkan penelitian di salah satu pusat perbelanjaan di Samarinda, 37.08% pengunjung merupakan siswa SMA yang membeli sesuatu bukan didasari pada kebutuhan tetapi karena kesenangan. Mereka tertarik membeli atau mengkonsumsi produk-produk bergengsi untuk mengikuti tren, sehingga banyak remaja yang konsumtif dan terkesan boros. Rasa gengsi, agar terlihat lebih gaul, dan demi penampilan di hadapan teman, membuat mereka terbiasa saling mentraktir, mengadakan pesta secara hura-hura, menggunakan gadget terbaru, dan lain sebagainya. Dampaknya, remaja tersebut mampu menghabiskan uang saku untuk melampiaskan keinginannya. Perilaku konsumtif tanpa didukung uang saku dalam jumlah yang cukup, membuat mereka berusaha berbagai cara untuk memenuhi keinginan tersebut. Perilaku yang seperti ini juga dialami oleh Dwi melalui kesaksian di bawah ini.

Dwi adalah seorang mahasiswa yang sejak kecil sudah dikenal nakal. Hingga kuliah, Dwi sering mencuri handphone terutama di lingkungan kampus. Hasil curian tersebut kemudian dijual untuk menambah uang saku. Selama melakukan kebiasaan buruk ini, Dwi merasa tidak pernah ada ketenangan di dalam hidupnya. Perasaan seperti takut ketahuan atau ditangkap petugas selalu muncul. Dwi pertama kali menghubungi Konseling Centre CBN setelah menonton kesaksian di program Solusi. Saat itu, hatinya seperti terkoyak ingin hidupnya diubahkan karena selama ini banyak melakukan dosa. Ia merasa ketakutan, tidak ada kedamaian, dan tidak tahu jalan keluarnya seperti apa. Bersyukur melalui layanan konseling CBN, Dwi diubahkan secara luar biasa. Melalui doa dan keterbukaan yang Dwi lakukan bersama konselor CBN, dirinya kini ingin dipakai Tuhan sehingga damai sukacita tetap di hidupnya. Kini, ia dibimbing oleh komunitas dari gereja setempat untuk menguatkan imannya dalam Tuhan. Tidak hanya itu, dirinya juga berharap bahwa orang-orang yang ia sayangi juga merasakan kedamaian yang sama dengan yang dirinya rasakan. “Saya sangat rindu agar keluarga saya juga mengalami pemulihan seperti saya. Saya ingin hidup mereka damai sejahtera,” ujar Dwi.

Perilaku konsumtif yang berlebihan berdampak pada jangka panjang bukan hanya bagi remaja, namun semua kalangan usia. Terlebih jika penggunaan uang hanya untuk mengikuti tren tanpa memperhatikan manfaatnya. Anda bisa mengurangi kegiatan konsumtif Anda dengan berdonasi menjadiMitra CBN.

''Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum” Amsal 11:25.
Menjadi Mitra CBN sama artinya dengan memberi berkat sehingga kelimpahan yang Anda rasakan tidak hanya untuk Anda sendiri, tapi juga orang lain seperti Dwi yang dipulihkan melalui salah satu tayangan CBN. Anda bisa bergabung berdonasi melalui form di bawah ini atau SMS ke 081.5965.5960 ketik JC # Nama Lengkap # Email. Pastikan Anda melakukan konfirmasi kepada kami setelah donasi Anda dikirim dan dapatkan hadiah menarik untuk Anda sebagai bentuk apresiasi dari kami.
Halaman :
1

Ikuti Kami