Kasih Yang Membuta
Paul Herwanto Contributor
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”. (Yohanes 15:14)
Beberapa tahun lalu Yukio Shige menerima berita yang
sangat menyedihkan hatinya. Waktu itu dia menerima telepon dari seorang polisi
yang memberitahu bahwa seorang sahabatnya telah meninggal karena bunuh diri.
Sahabatnya itu kemudian diketahui telah menyewa sebuah mobil, kemudian
mengendarainya menuju lautan. Jepang memang termasuk negara dengan angka bunuh
diri tertinggi di dunia.
Sejak saat itu Yukio Shige memutuskan untuk sedapat mungkin mencegah
orang-orang yang berniat mengahiri hidupnya seperti yang dilakukan oleh
sahabatnya. Untuk mewujudkan aksinya tersebut dia bersama tiga relawan lainnya
selalu mengunjungi Tebing Tojinbo, tempat dimana sahabatnya telah menceburkan mobilnya.
Sebelas tahun sudah Yukio Shige melakukan aksi penyelamatannya, dan menurut
catatan sudah lebih dari 500 orang yang dia selamatkan dari usaha bunuh
diri. Para relawan ini selalu memperlengkapi diri dengan teropong untuk
melihat sekeliling, dan mereka dengan sabar dan lembut mendekati dan berbicara
dengan orang-orang yang sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, sampai
mereka berhasil menyadarkan mereka dan mengurungkan niatnya. Ketika Yukio Shige
melakukan aksinya, dia tidak lagi memandang siapa yang perlu diselamatkan, dan
tentunya termasuk orang-orang yang pernah dia benci dalam hidupnya. Suatu usaha
kemanusiaan yang luar biasa, tanpa memandang siapa orang yang perlu ditolongnya.
Apa yang dilakukan oleh Yukio Shige mengingatkan kita pada apa yang telah
dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dia menghampiri orang-orang yang bermasalah dan
berbeban berat tanpa melihat siapa yang perlu ditolong-Nya. Hati Tuhan Yesus yang sangat berbelas kasih sehingga tersentuh melihat manusia sedang menuju kebinasaan kekal seperti yang dialami
oleh sahabat Yukio Shige. Apakah kita sebagai anak-anak-Nya memiliki hati
seperti hati Yesus melihat orang-orang disekitar yang sedang menuju kebinasaan
kekal? Adakah langkah nyata untuk menjangkau mereka sebagai bukti bahwa kita adalah anak-anak-Nya. [PH]
Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI.
Halaman :
1