Seorang makelar kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Sang makelar kayu menjanjikan gaji cukup besar sehingga membuat penebang pohon ini bertekad untuk bekerja keras dan sebaik mungkin.
Hari itu juga ia diperbolehkan langsung bekerja dengan kapak baru pemberian si makelar kayu dan menunjukkan area kerja yang harus dikerjakan dengan target waktu yang telah ditentukan. Dalam setengah hari, ia berhasil merobohkan 9 batang pohon.
Saat melihat hasil kerja penebang kayu itu, sang makelar cukup terkesan dan memberikan pujian kepadanya, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa. Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan semangatmu itu.”
Pujian yang diberikan oleh majikannya itu ia jadikan motivasi dalam melakukan pekerjaannya. Keesokan harinya si penebang pohon ini bekerja lebih keras lagi, tetapi jumlah pohon yang ia tebang berkurang menjadi 7 batang pohon. Begitu juga hari berikutnya, ia bekerja keras lagi untuk mencapai hasil yang memukau tetapi yang didapatkan justru mengecewakan. Semakin bertambahnya hari justru semakin sedikit pula pohon yang berhasil ditumbangkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikanku?” pikir penebang pohon itu yang sudah mulai putus asa.
Sang makelar yang juga sedikit kecewa atas hasil kerja penebang itu bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak itu?”. Penebang itu menjawab, “Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,”
Sang majikan pun mengingatkannya, “Nah, disitulah letak kesalahanmu. Ingat hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru yang sudah terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil yang bagus. Tetapi hari selanjutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri hasilnya semakin menurun. Saya ingatkan, sesibuk apa pun kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja,” katanya.
Sama seperti kita umat percaya, bila kita hanya memaksakan kehendak dari kekuatan kita maka yang dihasilkan tidak seberapa. Untuk itu kita perlu mengasah iman kita dengan terus berkomunikasi dengan Tuhan meminta kekuatan-Nya, biarlah dengan kekuatan-Nya kita mampu menghadapi ujian-ujian di dalam kehidupan ini. Karena dari Dia-lah kita peroleh kekuatan, seperti dalam Filipi 4:14 dikatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Sumber : Jawaban.com