Ayub 14: 1-2
Manusia yang lahir dari perempuan, singkat
umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.
Pernahkah
tersirat dalam hati Anda: “Mengapa saya yang berdosa dan jahat ini diselamatkan?”
Kalau jawaban Anda adalah supaya Anda bisa masuk surga, maka Tuhan punya alasan
untuk mengakhiri hidup kita, supaya kita tidak hidup di dunia yang fana dan
penuh kesusahan ini. Tetapi kenyataannya, Tuhan memberi kita kesempatan untuk
hidup sampai saat ini. Untuk apa? Tidak lain agar kita melayani dan memuliakan Tuhan.
Ayat Ayub 14:
1-2 di atas diartikan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak dilahirkan oleh
seorang wanita dan ayat ini mengingatkan kita bahwa kesempatan kita untuk melayani Tuhan sangatlah singkat.
Jadi waktu
adalah harta yang sangat berharga dan lebih bernilai dari apapun. Waktu ini harus kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, karena:
- Waktu tidak dapat diulang berbeda dengan harta atau uang.
- Waktu menentukan kualitas hidup sejauh mana kita menggunakan waktu ini untuk melakukan firman Tuhan.
- Waktu adalah kesempatan emas yang diberikan Tuhan untuk menjadi berat bagi banyak orang.
Kisah hidup manusia diibaratkan seperti perumpamaan bunga dan bayang-bayang. Maksudnya adalah :
Bunga yang mengembang
Usia bunga
sangat singkat, tetapi kehadirannya memberi pengaruh yang istimewa bagi
manusia. 2 Kor. 2:14-16 berkata, “… Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan
Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di
tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan…”
Paulus
menulis ayat ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan tentara Romawi waktu pulang
dari perang. Biasanya barisan akan dibagi dua, yaitu tentara di bagian depan
dan tawanan di bagian belakang. Ketika memasuki kota rakyat akan menyambut
dengan taburan bunga. Tentara dan tawanan mencium bau harum yang sama, tetapi
mendapat kesan yang berbeda. Bagi tentara bau harum itu mendatangkan harapan, tetapi bagi tawanan mendatangkan ketakutan.
Yesus oleh
karya-Nya di salib telah menjadi bau yang harum bagi kita. Maka kiranya hidup
kita juga dapat menjadi bau yang harum bagi orang lain. Jadilah berkat di manapun kita berada, mulai dari rumah atau keluarga kita.
Seperti bayang-bayang
Bayang-bayang
ada di pagi hari, tetapi di sore hari sudah mulai menghilang, tetapi semua
orang menikmati manfaat dari bayang-bayang. Pemazmur dalam Mzm. 102:12 berkata,
“Hari-hariku seperti bayang-bayang memanjang…” Pemazmur bersyukur atas
kesempatan hidup yang diberikan oleh Tuhan, dan ia berperan seperti
bayang-bayang yang panjang, di mana hidupnya telah menjadi perteduhan bagi
banyak orang. Kiranya kita juga demikian, dapat menjadi tempat berteduh yang melegakan hati banyak orang.
Dalam Mazmur
102:25 berkata, “Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku!”
Umur kita diibaratkan seperti umur matahari dalam satu hari. Terbit di pagi
hari dan terbenam di sore hari. Masa kanak-kanak rohani digambarkan seperti
matahari terbit, di mana kita masih egois dan tidak memikirkan bagaimana memberkati orang lain.
Berikutnya
masa muda (ketika kerohanian kita mulai bertumbuh) digambarkan dengan matahari
di siang hari, di mana semua berkat masih kita nikmati sendiri. Dan yang
terakhir adalah masa dewasa rohani yang digambarkan dengan matahari senja yang
meninggalkan bayang-bayang memanjang, di mana kita mulai memikirkan bagaimana menjadi berkat bagi orang lain.
Berlakulah seperti orang dewasa saat usia sudah beranjak dewasa dan jangan lagi mempertahankan sikap kekanak-kanakan yang hanya hidup tanpa pengertian, ataupun seperti orang muda yang hidup hanya untuk menyenangkan diri sendiri. Semoga kita semakin menyadari pentingnya waktu yang singkat ini untuk membangun sebuah bayang-bayang memanjang, yang dapat memberi dampak dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Sumber : Gpdilembahdieng.com/jawaban.com